Bang Zul, Sang Pemecah Takdir NTB

Bang Zul, Sang Pemecah Takdir NTB
Fadlin Guru Don. Foto: Dokpri for JPNN.com

Provinsi NTB sangat disayangkan harus dipimpin oleh orang yang kompetensinya biasa saja, mengingat sumber daya alam dan potensinya yang hebat. Idealnya memang harus dipimpin oleh seorang yang cerdas baik di dunia akademik maupun di dunia pemerintahan. Misalkan saja, di Sulawesi Selatan Pilkada tahun ini dimenangkan oleh seorang Profesor lulusan Luar Negeri, yaitu Profesor Nurdin Abdullah. Selama dua periode jadi Bupati, dia telah berhasil menyulap Kabupaten Bantaeng seperti Negeri Sakura Jepang. Mungkin Inilah bukti empiris kenapa masyarakat Sulawesi Selatan menginginkan gubernur baru.

Dia telah berhasil mengambil alih kekuasaan dari tangan Dinasti yang orang sebut dengan dinasti Yasin Limpo. Ini cukup bukti, bahwa kepemimpinan yang dilahirkan demokrasi tidak bersyarat pada keturunan raja atau bangsawan.

Penulis tidak bermaksud menyandingkan Profesor Nurdin dengan Dr. Zul tetapi mereka berdua memiliki kesamaan baik di akademik maupun di pemerintahan. Mereka sama-sama lulusan Luar Negeri. Sama-sama menjadi staf pengajar di Universitas ternama di Indonesia bahan di kampus-kampus hebat luar negeri.

Selain kemampuan akademik, di dunia pemerintahan mereka juga sama-sama memiliki segudang pengalaman dan berhasil menorehkan sejumlah prestasi yang telah diakui oleh semua khalayak.

Selama Pilkada langsung, Provinsi NTB hampir tidak pernah dipimpin oleh putra daerah diluar Pulau Lombok. Kenyataan ini sangat logis, Karena selain jumlah penduduknya yang sangat besar, juga masyarakatnya bersatu. Rasanya sesuatu yang mustahil jika kepemimpinan NTB harus berpindah tangan kepada orang lain, seperti kepada orang Sumbawa atau Bima.

Rupanya yang terjadi pada Pilkada tahun ini sangat mengejutkan dan menguji adrenalin masyarakat NTB, karna putra asli Pulau Sumbawa telah memecakan takdir. Apakah iya, masyarakat NTB sudah mulai cerdas? tentu sebagian orang mengatakan iya, tetapi bagaimana dengan yang lain?

Banyak Fenomena lain yang tertangkap cukup kuat di balik keunggulan Bang Zul di pentas demokrasi tahun ini, yaitu selain keterlibatan partai pengusung yang terus memberi insentif perluasan basis dukungan, juga keberadaan sejumlah tokoh tersohor NTB cukup mendongkrak kemenangan Zul-Rohmi, seperti misalnnya Tuan Guru Bajang.

Di samping itu, yang tak kalah utama adalah sosok dirinya yang berkarisma dan berwibawa. Tutur katanya yang santun, gaya bicaranya yang khas, komunikasinnya yang merakyat, begitu melekat pada dirinya. Inilah yang menjadikan dia idola baru di Nusa tenggara Barat.

Jika pilkada di tahun 2017, semua orang menyebut nama Anies Baswedan, maka tahun ini masyarakat NTB hampir semua menyebut nama Dr. Zulkieflimanyah atau Bang Zul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News