Bangun Pertanian Organik, Kabupaten Ciamis Bidik Petani Milenial

Bangun Pertanian Organik, Kabupaten Ciamis Bidik Petani Milenial
Bangun pertanian organik, Kabupaten Ciamis bidik petani milenial. Foto: Pemkab Ciamis

"Pertama soal perilaku. Budidaya pertanian organik berbeda. Model penanaman padinya, benih, penggunaan pestisida nabati, hingga pengendalian hama," katanya.

Dia berharap program IPDMIP terus berlanjut, tidak hanya sampai pada 2023 saja. Pasalnya, program ini secara simultan mampu memberikan dampak yang besar terhadap pembangunan pertanian di daerah.

"Khusus Ciamis, semoga nanti bisa tercover semua kecamatan. Karena untuk sekarang, dari 27 kecamatan, masih 17 (kecamatan) yang difasilitasi. Mudah-mudahan tahun depan bisa semuanya," beber dia.

Terkait program Sekolah Lapangan IPDMIP di daerah irigasi, pihaknya akan menyasar lebih banyak petani milenial. Menggenjot anak-anak muda untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan pertanian organik.

"Sekarang sudah mulai merintis. Pada SL pertemuan terakhir, antusiasmenya sangat besar. Di kecamatan Bungursari sudah mendekalarsikan komitmen andil petani muda," katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi mengatakan pertanian harus diarahkan kepada bisnis. Artinya tidak sekadar mencukupi pangan sendiri.

"Tetapi pertanian harus menghasilkan uang. Ini yang menjadi salah satu core dari IPDMIP, menguatkan kapasitas dan SDM petani maupun penyuluh melalui berbagai program," ujar Dedi.

Dedi lantas menyinggung pentingnya membangun sistem agribisnis yang kukuh. Yakni melalui pemanfaatan teknologi berbasis 4.0. Menurutnya, hal tersebut bisa memberikan keuntungan yang masif bagi para petani.

Pembangunan pertanian organik di Kabupaten Ciamis meningkat pesat sejak adanya program IPDMIP.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News