Banjarnegara Mampu Capai IP 300 dengan Aplikasi Pertanaman CSA

Banjarnegara Mampu Capai IP 300 dengan Aplikasi Pertanaman CSA
Lahan pertanian. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation (SIMURP) merupakan kegiatan modernisasi dan rehabilitasi jaringan irigasi yang mendesak dan penting yang pelaksanaannya dilakukan lintas kementerian.

Kegiatan ini difokuskan pada upaya strategis pemerintah untuk mengantisipasi dampak negatif perubahan iklim global yang saat ini makin terasa untuk membangun pertanian cerdas iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) yang tersebar di 24 kabupaten dalam sepuluh provinsi.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan pertanian cerdas iklim memiliki dampak positif untuk pertanian.

Proyek SIMURP ini sejalan dengan arah kebijakan Kementerian Pertanian yang difokuskan pada tiga tujuan pembangunan pertanian.

"Tepatnya penyediaan pangan bagi 273 juta rakyat Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani dan ekspor," ujar dia.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan climate change atau perubahan iklim menyebabkan elnino, kemarau berkepanjangan dan banjir.

"Menyebabkan produksi turun, bahkan, akan gagalkan panen dan tanam. Petani kita bakal gagal dapat duit," ujarnya saat membuka Pertemuan Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan SIMURP Komponen A Tahun 2022 di Aruss Hotel, Semarang, secara virtual, Selasa (24/5).

Dedi menambahkan dampak lain serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).

Petani sekarang sudah banyak yang melaksanakan CSA, mulai dari mengelola tanah, menggunakan dan membuat pupuk organik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News