Bank Benih Ukraina Terancam Dihancurkan Perang, Ini Dampaknya

Bank Benih Ukraina Terancam Dihancurkan Perang, Ini Dampaknya
Biji-biji gandum ditempatkan di atas bendera Ukraina dan Rusia dalam gambar ilustrasi yang dibuat pada 9 Mei 2022. Foto: ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic/as

Para peneliti bergantung pada beragam bahan genetik yang disimpan oleh bank benih untuk mengembangkan tanaman yang mampu bertahan dari perubahan iklim dan penyakit.

Keberadaan benih-benih itu semakin penting untuk memastikan dunia memiliki cukup pangan untuk memberi makan 7,9 miliar orang ketika cuaca bumi semakin ekstrem.

Pada saat yang sama, perang antara Rusia dan Ukraina –pengekspor biji-bijian terbesar ketiga dan keempat di dunia– telah mendorong kenaikan inflasi harga makanan dan ancaman kelangkaan pangan.

Perang di Suriah memberi pelajaran tentang pentingnya menyimpan benih cadangan dengan menggunakan Brankas Benih Global Svalbard di Norwegia, fasilitas duplikasi dan pencadangan benih terbesar di dunia.

Pada 2015, brankas Svalbard mampu mengirim cadangan benih gandum, jelai (barley) dan rumput untuk daerah kering ke para peneliti di Lebanon setelah sebuah bank benih di dekat Kota Aleppo, Suriah, hancur.

Secara total, Svalbard menyimpan lebih dari satu juta sampel benih dalam sebuah brankas yang dibangun di pegunungan Arktika.

Simpanannya mencakup empat persen dari 150.000 benih tanaman dari Ukraina, yang mewakili lebih dari 1.800 jenis tanaman.

Crop Trust yang berbasis di Jerman menjadi satu-satunya organisasi internasional yang bertujuan menjaga keanekaragaman tanaman.

Dalam brankas benih bawah tanah di dekat medan perang Ukraina, kode-kode genetik ribuan jenis tanaman terancam hilang untuk selamanya.

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News