Bank Sentral Tahan BI Rate di Posisi 6,75 Persen

Bank Sentral Tahan BI Rate di Posisi 6,75 Persen
Bank Sentral Tahan BI Rate di Posisi 6,75 Persen

Pada Februari 2011, nilai tukar Rupiah menguat sebesar 2,5 persen menjadi Rp 8.818 per USD. Difi mengungkapkan, apresiasi rupiah sejauh ini belum mempengaruhi daya saing Indonesia dari sisi nilai tukar. Sebab pada periode yang sama, negara-negara di kawasan juga mengalami penguatan nilai tukar.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, kebijakan bank sentral menahan BI rate sudah sesuai dengan kondisi inflasi di Februari. "Tapi saya yakin BI tetap waspada (dengan inflasi)," kata Menkeu.

Inflasi pada Februari mencapai 0,13 persen (mtm), atau 6,84 persen (yoy). Penurunan harga beras dan cabai mempengaruhi inflasi kelompok volatile foods yang mengalami deflasi sebesar 0,48 (mtm).

Sementara itu, tekanan inflasi kelompok administered prices masih rendah di posisi 0,32 persen (mtm) atau 5,34 persen(yoy). Namun, bank sentral terus mewaspadai kenaikan inflasi kelompok inti yang mulai meningkat, yakni 0,31 persen (mtm) atau 4,36 persen year on year. (sof/kim)

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan (BI Rate) di posisi 6,75 persen. BI berjanji akan terus mewaspadai perkembangan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News