Bantah Pupuk Bersubsidi Langka di Kalbar

Menurut Hazairin, umumnya petani menginginkan pembelian pupuk bersubsidi seperti transaksi di pasar. Pada saat perlu, mereka dapat langsung membeli dan pupuknya langsung tersedia.
“Pupuk bersubsidi yang sangat besar. Dari harga Rp4.600, petani hanya bayar Rp1.600. Ini yang menjadi sistem distribusinya yang menjadi persoalan,” katanya.
Hazairin mengatakan seandainya bisa, lebih baik pola pendistribusian pupuk bersubsidi diubah. Jika tidak diubah, kondisi yang terjadi tetap saja (seperti terjadi kelangkaan).
Ia juga mengusulkan agar setiap kios boleh memiliki stok pupuk bersubsid sebesat 25 persen. Jika ada stok, petani yang datang mengisi RDKK dan bisa langsung membelinya.
“Sekarang ini kan tidak boleh. Begitu datang habis,” kata Hazairin, kemudian menambahkan hal tersebut pernah dibahas bersama Ketua Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida. (uni/jpnn)
PONTIANAK - Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Hazairin membantah terjadi kelangkaan pupuk bersubsidi di wilayahnya.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Bali Tolak Ormas GRIB Hercules, Kalimat Giri Prasta Tegas
- Identitas 12 Korban Tewas Akibat Kecelakaan Maut Bus ALS
- Kronologi Mobil Nissan Tabrakan Beruntun di Bandung, Pelajar Tewas setelah Terseret 80 Meter
- Bea Cukai-Tim Gabungan Gagalkan Penyelundupan 127 Kg Sabu-Sabu di Aceh
- Perahu Terbalik Diterjang Ombak Besar, Satu Nelayan Pesisir Barat Hilang
- Bus ALS Kecelakaan, 12 Penumpang Meninggal Dunia