Banyak CPNS Titipan, Honorer Jadi Korban

GTT Datangi Kemendiknas, Minta RPP Segera Dikeluarkan

Banyak CPNS Titipan, Honorer Jadi Korban
Ratusan guru honorer berunjuk rasa di depan Istana Negara Jakarta, beberapa hari lalu. Foto: UKON FURKON SUKANDA/INDOPOS
Menanggapi tuntutan tersebut, Syawal Gultom mengatakan, posisi RPP tadi sudah berada di Sekretariat Negara (Setneg). Dia juga menghimbau kepada seluruh tenaga honorer untuk tidak lelah memperjuangkan nasibnya. "Tapi harus dengan cara-cara yang dialogis," paparnya.

Gultom menuturkan, persoalan guru honorer atau guru tidak tetap (GTT) memang cukup pelik. Jumlah guru di Indonesia sebenarnya melimpah, tetapi masih saja kekurangan. Dia menyebutkan, rasio guru dan murid di Indonesia adalah 1:8. Artinya, satu guru mengajar delapan murid. Perbandingan tadi mengungguli Amerika yang rasionya 1:20.

Kondisi ini, jelas Gultom terjadi karena kurang efektifnya pemerataan guru. Para guru cenderung menumpuk di pulau Jawa. Khususnya di pusat-pusat kabupaten atau kota. Untuk itu, jika setelah RPP pengangkatan tenaga honorer menjadi CPNS nanti disahkan, tenaga honorer harus rela dipindah ke daerah yang masih kekurangan guru. "Baik itu lintas kabupaten, kota, provinsi, bahkan lintas pulau," katanya.

Terkait keluhan gaji guru honorer yang kecil, Gultom berharap para lulusan sarjana pendidikan yang ingin menjadi guru swasta atau non-PNS, berani memasang tarif. "Kalau bisa di atas UMK. Sebab guru itu adalah profesi," katanya. Jika sekolah tidak mau menggaji sesuai standar tadi, calon guru swasta harus berani menolaknya.

JAKARTA - Desakan supaya pemerintah segera mengesahkan RPP tentang Pengangkatan Honorer Menjadi CPNS terus mengalir. Kemarin (3/11), puluhan guru

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News