Banyak Pabrik Rokok Gulung Tikar
Menurutnya, program ini ditawarkan untuk menyikapi penurunan jam kerja yang berdampak secara signifikan pada penghasilan para karyawan.
"Hal ini diakibatkan oleh penurunan preferensi perokok dewasa terhadap industri segmen SKT selama lima tahun terakhir. Bahkan penuruhan mencapai 10 persen pada akhir 2013," jelas Elvira.
Hal ini sejalan dengan survei Nielsen Ritail Audit Estimates terkait tren industri rokok di Indonesia, termasuk tren SKT.
Lembaga survei itu mengungkap bahwa sejak tahun 2013 terjadi penurunan yang cukup signifikan di segmen SKT, yakni 6 hingga 7 miliar batang dibanding tahun sebelumnya.
Dengan menurunnya penjualan maka pangsa pasar segmen SKT juga pasti mengalami penurunan.
Padahal pada tahun 2009 pangsa pasar segmen SKT mengalami peningkatan hingga 31 persen. Namun perlahan terus menurun di tahun-tahun berikutnya. Di tahun 2011 saja turun hingga 28 persen dan pada tahun 2013 mencapai 24 persen.
"Melalui pertimbangan strategis menyeluruh dan bertujuan untuk menjaga iklim usaha yang berkesinambungan baik bagi perusahaan maupun karyawan, kami memutuskan menawarkan program pensiun dini," kata Elvira. (boy/jpnn)
JAKARTA -- Ketua Gabungan Pengusaha Rokok (Gapero) Sulami mengatakan jumlah pabrik rokok di Indonesia menurun drastis alias terjun bebas. Khusus
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Harga Emas Melonjak Lagi, Naik Tajam Hari Ini
- BRI Masuk '20 Perusahaan Top yang Perlu Diperhatikan' versi Bloomberg Technoz
- Ini Peran dan Kontribusi Bea Cukai Terhadap Penerimaan Negara & Pengawasan Perdagangan
- Pakar Minta Pemerintah Waspadai Bencana Ekstrem 32 Tahunan
- Harga Emas Antam Naik Lagi, Jadi Sebegini Per Gram
- Pertamina Patra Niaga Menjamin Ketersediaan Avtur untuk Penerbangan Haji 2024