Banyak Pekerja Start-Up yang Belum Tahu Haknya Sebagai Buruh

"E-commerce ini bisa dijadikan batu loncatan," katanya.
"Jadi kalau kamu sudah jebolan dari situ, lebih gampang untuk cari pekerjaan lain."
Faktor lain yang menjadi alasan adalah tren.
"Karena somehow mereka menganggap masuk e-commerce ini keren tanpa mungkin benar-benar mengetahui kerja di dalam itu seperti apa," ujarnya.
"Mungkin saya juga pas lihat dari luar ya, mendengar teman-teman kerja di ... yang ecommerce atau start up atau tech company, kayak 'wih, cool' gitu.
"Tapi sebenarnya harus memang siap sih, siap mental, siap tenaga, harus benar-benar fully aware kalau siap kerja di situ."
Di sisi gelapnya, industri raksasa teknologi atau sejenisnya memang tidak jauh dari budaya pemutusan kerja dalam jumlah besar.
Di Indonesia, beberapa perusahaan besar seperti GoTo, Shopee, Ruangguru, Sayurbox, hingga Zenius sudah pernah memangkas ribuan karyawannya.
Para pekerja gedung tinggi seperti start-up, e-commerce dan perusahaan teknologi sering tidak sadar bahwa mereka juga adalah buruh dengan hak yang harusnya dilindungi
- Bikin Gebrakan Berani Pro-Buruh, Khofifah Memperkuat Ekonomi Rakyat Jatim
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Polisi Tangkap Provokator Aksi Ricuh May Day di Depan Kantor Gubernur Jateng
- Aktivis Sebut Prabowo Telah Membuktikan Komitmen terhadap Kesejahteraan Buruh
- Waka MPR Sebut Kehadiran Prabowo Saat May Day Wujud Komitmen Keberpihakan Kepada Buruh
- Lestari Moerdijat: Jadikan Momentum Hari Buruh untuk Mempercepat Lahirnya UU PPRT