Banyak Pekerja Start-Up yang Belum Tahu Haknya Sebagai Buruh

Beberapa perusahaan juga tutup permanen seperti JD.ID, HappyFresh, dan Fabelio.
Serikat bagi pekerja gedung tinggi
Amalia Suri, Direktur Eksekutif Emancipate Indonesia mengatakan semakin tingginya angka pekerja start-up juga harus dibarengi dengan naiknya tingkat kesadaran pekerja atas haknya.
Untuk mewujudkannya, organisasinya berkolaborasi dengan beragam akun anonim di internet seperti salah satunya ecommurz.
"Kami menyebut diri kami sebagai Serikat Pekerja 4.0," katanya.
"Karena anak-anak muda yang kerja di startup ini merasa karena mereka kerja di gedung tinggi ya mereka tidak merasa butuh serikat pekerja."
Menurutnya, usaha advokasi bagi hak pekerja dikemas sedemikian rupa sehingga menarik perhatian para pekerja yang menggunakan media sosial.
"Ada banyak masalah yang semakin mengamini bahwa orang-orang yang kerja di gedung tinggi, start-up dan lain-lain ini pun termasuk pekerja dan butuh berserikat," ujarnya.
"Dan dalam hal ini akun-akun sambat anonim ini yang formatnya meme berfungsi sebagai serikat itu, tempat orang-orang kemudian curhat, bersosialisasi, bahkan banyak juga advokasi berangkat dari situ."
Para pekerja gedung tinggi seperti start-up, e-commerce dan perusahaan teknologi sering tidak sadar bahwa mereka juga adalah buruh dengan hak yang harusnya dilindungi
- Bikin Gebrakan Berani Pro-Buruh, Khofifah Memperkuat Ekonomi Rakyat Jatim
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Polisi Tangkap Provokator Aksi Ricuh May Day di Depan Kantor Gubernur Jateng
- Aktivis Sebut Prabowo Telah Membuktikan Komitmen terhadap Kesejahteraan Buruh
- Waka MPR Sebut Kehadiran Prabowo Saat May Day Wujud Komitmen Keberpihakan Kepada Buruh
- Lestari Moerdijat: Jadikan Momentum Hari Buruh untuk Mempercepat Lahirnya UU PPRT