Barista Asuh: Bukti Pelaku Bisnis Kopi Indonesia Tidak Cengeng, Tak Mengeluh

Barista Asuh: Bukti Pelaku Bisnis Kopi Indonesia Tidak Cengeng, Tak Mengeluh
Ilustrasi. Foto: diambil dari pixabay

Bagi barista yang tertarik, bisa mendaftar ke salah satu coffee shop di klasternya.

Data barista pendaftar akan dishare ke coffee shop terkait untuk diseleksi atau diatur gilirannya.

Pengasuh menentukan mekanisme dan persyaratan sesuai kondisi masing-masing.

Seperti halnya berapa kali dalam seminggu bias menyediakan shift untuk barista asuh, berapa lama bias menerima Barista Asuh untuk bekerja, dan apa bentuk apresiasi yang bisa diberikan pada Barista Asuh (uang transportasi/uang makan/bingkisan/bentuk lainnya).

Namun sebelum menerima barista asuh, para pengasuh terlebih dahulu akan melakukan background check atau verifikasi.

Seperti halnya melihat berkas calon barista asuh yang tercantum informasi coffee shop terakhir tempatnya bekerja dan sponsor. Setelah itu Coffee Shop (pengasuh) bisa menghubungi langsung calon Barista Asuh yang lolos verifikasi.

Inti dari gerakan ini untuk menjaga semangat para barista yang dirumahkan sekaligus menyambung tali silaturahmi. “Syukur-syukur bisa membuka peluang dan mendatangkan pemasukan bagi mereka,” katanya.

Lantas apa manfaat bagi coffee shop yang mengasuh barista? Nah, dengan ikut gerakan Barista Asuh, coffee shop juga jelas mendapatkan keuntungan.

Sejumlah pelaku bisnis kopi membuat gerakan Barista Asuh ini untuk menjaga industri kopi Indonesia bertahan di tengah pandemi. Seperti apa?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News