Barista Asuh: Bukti Pelaku Bisnis Kopi Indonesia Tidak Cengeng, Tak Mengeluh

Barista Asuh: Bukti Pelaku Bisnis Kopi Indonesia Tidak Cengeng, Tak Mengeluh
Ilustrasi. Foto: diambil dari pixabay

Misalnya, barista-barista tersebut akan mengumumkan di media sosialnya, di mana coffee shop yang mengasuhnya.

Selain mendapat tambahan exposure media sosial, para pelanggan tetap barista itu akan membeli produk coffee shop pengasuhnya. Dengan begitu coffee shop juga mendapat tambahan pemasukan.

Di sisi lain, barista asuh dan coffee shop juga bisa saling belajar dan tukar pengalaman ilmu perkopian. Dengan begitu, ekosistem industri kopi ini tetap terjaga. Makin kuat menghadapi pandemi.

Sementara itu, pemilik akun @mas_fotokopi yang juga menjadi penggagas gerakan ini menerangkan, selama pandemi COVID-19, banyak coffee shop yang tertatih-tatih. Apalagi sejak aturan PSBB diperketat.

Makin banyak coffee shop tumbang. “Terutama coffee shop yang berada di mal-mal. Karena hampir semua mal di Jakarta tutup,” kata @mas_fotokopi.

“Belum lagi coffee shop yang mengandalkan konsep tempat keren untuk pelanggannya. Kini, pelanggan gak boleh lagi nongkrong di situ. Omzet mereka kadang tak cukup dengan hanya berjualan online,” imbuhnya.

Uniknya, berdasar pantauan @mas_fotokopi, kini coffee shop yang banyak bertahan justru berada di pinggiran Jakarta. Dan biasanya coffee shop yang berdiri sendiri di pinggir jalan atau di ruko. Mereka masih bisa survive.

Nah, untuk itu @mas_fotokopi mengajak coffee shop yang masih bisa bertahan untuk ikut gerakan Barista Asuh.

Sejumlah pelaku bisnis kopi membuat gerakan Barista Asuh ini untuk menjaga industri kopi Indonesia bertahan di tengah pandemi. Seperti apa?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News