Batam Tak Rasakan Dampak Perang Dagang Tiongkok dan Amerika

Secara tidak langsung akan meningkatkan kegiatan ekspor bagi negara yang pintar memanfaatkan situasi ini.
Di sisi lain, ia sependapat dengan pengusaha kawasan industri terkait menggenjot ekspor dari Batam keluar negeri.
Sedangkan Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo mengatakan BP akan segera mengurangi persyaratan modal minimum untuk memudahkan investasi masuk ke Batam.
"Saya tak hanya melihat apa-apa yang besar atau tidak. Karena ekonomi tak bisa menunggu, maka jika sepanjang investasi bisa serap tenaga kerja lebih banyak, menurut saya itu perlu didorong," katanya di Gedung BP Batam, Selasa (25/9).
Seperti yang diberitakan sebelumnya, BP akan mengubah layanan perizinan menjadi Online Single Submission (OSS) layanan prioritas agar bisa terintegrasi dengan sistem OSS.
Disamping itu, BP menurunkan persyaratan batas minimum modal dan tenaga kerja untuk bisa mendapatkan perizinan lewat layanan OSS layana prioritas.
"Kami tengah ajukan ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) agar bisa jalan. Kami usulkan di angka Rp 25- Rp 30 miliar," paparnya.
Jika menunggu investasi besar, maka BP akan menghadapi kendala berupa keterbatasan lahan."Bicara investasi besar punya kendala mengenai luas lahan ayng diperlukan. Biasanya minta lahan 100 hektar dan kami punya kendala untuk lahan seluas itu," ucapnya.
Perang dagang antara Amerika dan Tiongkok ternyata tidak berdampak untuk kalangan industri yang ada di Kota Batam, Kepulauan Riau.
- PSN Rempang Eco City Tak Masuk Perpres yang Diteken Prabowo, Rieke: Batal!
- Gandeng Telkomsel, Pegatron Resmikan Smart Factory Berbasis AI dan 5G di Batam
- 30 WN Vietnam Ditangkap, 2 Kapal Ikan Ilegal Diamankan di Perairan Indonesia
- Gemerlap Danantara
- Kementrans Siapkan Barelang Jadi Pilot Project Kawasan Transmigrasi Terintegrasi
- DPR Bentuk Panja Usut Mafia Lahan di Batam, Pengamat: Panggil Menteri ATR/BPN