Baut dan Besi Jembatan Barito Banyak yang Hilang

Baut dan Besi Jembatan Barito Banyak yang Hilang
Baut dan Besi Jembatan Barito Banyak yang Hilang
BANJARMASIN - Runtuhnya Jembatan Kartanegara di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, memunculkan kekhawatiran bagi daerah yang memiliki jembatan serupa. Perhatian warga Kalsel pun tertuju pada Jembatan Barito. Jembatan dengan panjang 1.082 meter yang melintasi Sungai Barito selebar 800 meter dan Pulau Bakut selebar 200 meter ini, sekarang usianya sudah 14 tahun sejak diresmikan Presiden Soeharto pada 1997 lalu.  Apalagi, alur sungai di bawah jembatan Barito juga digunakan sebagai lalu lintas angkutan batubara dengan menggunakan tongkang.

Terkait hal ini, Gubernur Kalsel Rudy Ariffin mengaku sudah menginstruksikan dinas terkait untuk selalu melakukan pemeriksaan setiap enam bulan sekali. Menurut laporan diterima, ada saja baut maupun besi-besi jembatan yang hilang pada beberapa pemeriksaan.

“Setiap enam bulan sekali sudah saya instruksikan untuk memeriksan keadaan semua jembatan yang ada di Kalsel, termasuk jembatan Barito. Beberapa kali pemeriksaan pemeriksaan ada saja baut dan besi-besi yang hilang,” ungkap Rudy kepada Radar Banjarmasin (JPNN Grup).

Jembatan Barito, lanjut Rudy, memiliki perbedaan dengan jembatan Tenggarong pada bagian tiang. Pada bagian tiang jembatan Barito, dikelilingi dengan fender. Fender adalah adalah suatu material atau sistem yang berfungsi meredam sebagian energi benturan dari kapal yang menabrak tiang jembatan.

BANJARMASIN - Runtuhnya Jembatan Kartanegara di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, memunculkan kekhawatiran bagi daerah yang memiliki

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News