Bawa Buku sejak Ditahan, Deg-degan Tunggu Pengumuman

Bawa Buku sejak Ditahan, Deg-degan Tunggu Pengumuman
LULUS: Narapidana yang harus melaksanakan unas di Rutan. Foto: Maya/Jawa Pos

’’Untuk menebus kesalahan, saya berusaha menjadi anak dan siswa yang baik selama di penjara. Saya bertekad bisa lulus sekolah,’’ ungkap penghuni anak yang dipidana gara-gara perkara pencurian sepeda motor tersebut.

Sebulan menjelang unas, tepatnya pada awal Maret, Udin ditangkap polisi. Saat dijebloskan ke dalam tahanan, dia sempat putus harapan. Namun, anak yang tinggal di wilayah Sidotopo itu tetap harus menuntaskan pendidikan. Saat pertama masuk penjara, dia membawa perlengkapan sekolah. Buku-buku pelajaran untuk unas dimasukkan dalam tas.

Di tahanan, Udin pun semangat belajar. Meski proses belajar yang dilakukan tidak maksimal karena harus menjalani pemeriksaan, dia tetap tidak putus asa. Saat senggang, buku pelajaran yang dibawa dibaca. ’’Di rutan, belajarnya lebih ditingkatkan karena menjelang ujian. Setelah ujian, deg-degan menunggu pengumuman,’’ tegas siswa jurusan IPS (ilmu pengetahuan sosial) itu lantas tertawa.

Hal yang sama dilakukan Vino, teman satu sekolah Udin yang mengambil bidang studi IPA (ilmu pengetahuan alam). Siswa ’’senior’’ karena telah berumur 20 tahun itu pun mengaku belajarnya di gas pol (maksimal) saat di rutan. Terlebih saat menjelang unas. Napi kasus pencurian dengan pemberatan yang diadili dalam satu perkara dengan Udin itu pun meluangkan lebih banyak waktu untuk belajar.

Tapi, dia mengaku tidak pernah belajar bersama Udin meski berada dalam sel yang sama. Bagi siswa yang sempat berhenti sekolah selama tiga tahun itu, belajar bersama malah membuatnya tidak bisa berkonsentrasi. Sebab, mereka justru sering terlibat pembicaraan yang tidak berhubungan dengan pelajaran. Karena itu, Vino lebih nyaman belajar sendiri.

Tiap malam, sekitar tiga jam, dia habiskan untuk membaca buku pelajaran. ’’Buku-buku yang saya bawa ya yang berkaitan dengan enam mata pelajaran untuk unas saja. Biologi, kimia, fisika, bahasa Indonesia, matematika dan bahasa Inggris,’’ lanjutnya.

Vino mengaku memiliki tempat favorit untuk belajar sendiri. Yakni, di ruangan yang berdekatan dengan musala di blok hunian. Di dekat tempat ibadah itu, anak kesembilan dari sembilan bersaudara tersebut mengaku tenang saat belajar. Teman-temannya yang ingin mengganggu pun merasa sungkan. Udin pun jauh dari gangguan karena dia lebih senang menyendiri di pojok sel saat mempelajari buku pelajaran.

Para tahanan dan napi lain pun tidak pernah menyembunyikan buku atau perlengkapan sekolah Vino. ’’Paling teman hanya bilang, ’Lapo sinau. Enak dolanan, nontok TV ae (kenapa belajar. Enak bermain, lihat TV saja, Red)’,’’ ungkap Vino menirukan ucapan rekannya.

SAAT ditemui di Rutan Kelas I Surabaya (Medaeng) Jumat (23/5), Udin, penghuni blok I (Indah) itu berkali-kali melihat ke luar jendela. Sesekali dia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News