Bawa Buku sejak Ditahan, Deg-degan Tunggu Pengumuman

Bawa Buku sejak Ditahan, Deg-degan Tunggu Pengumuman
LULUS: Narapidana yang harus melaksanakan unas di Rutan. Foto: Maya/Jawa Pos

Vino pun tak menanggapi omongan rekannya itu. Dia bertekad harus belajar setiap malam. Dia dan Udin hanya bisa belajar waktu malam karena tenang. Jika pagi hari, suasana rutan tidak kondusif untuk belajar. Banyak aktivitas yang dilakukan penghuni. Mereka pun terkadang harus bertemu keluarga yang bertandang ke rutan.

Meski masih memiliki kesempatan belajar dan ujian di rutan, Vino dan Udin mengakui bahwa proses belajar di rumah dan sekolah lebih mengasyikkan. Bila tidak di tahanan, mereka tidak perlu boyongan, membawa buku dan perlengkapan sekolah lain ke dalam hunian. Mengerjakan ujian pun tidak perlu waswas. Mereka mengaku suasana ujian di tahanan lebih menegangkan daripada di sekolah.

Sebab, peserta ujian sedikit. Pengawasan pun lebih ketat. ’’Rasanya kami dilihat pengawas terus-terusan. Jarak antara meja ujian dan pengawas sangat dekat. Jadi, kami tambah grogi,’’ ucap Udin terus terang yang diamini Vino.

Di Rutan Medaeng, proses ujian ditempatkan di ruang rapat, lantai 2 di bagian perkantoran. Ruangan tersebut terpisah dari blok penghuni. Dengan begitu, penghuni anak-anak dapat berkonsentrasi menghadapi ujian. Untuk unas SMA sederajat, ada empat penghuni rutan yang mengikuti ujian. Selain Udin dan Vino, ada Budi dan Rudi (juga nama samaran).

Budi yang tercatat sebagai salah seorang siswa SMK itu sudah bebas. Dia meninggalkan penjara sebelum pengumuman kelulusan. Sementara itu, Rudi yang sudah berada di rutan lebih dari setengah tahun itu dinyatakan tidak lulus. Siswa salah satu sekolah swasta itu mengungkapkan, kendala yang paling besar saat menghadapi ujian adalah dirinya sudah ketinggalan banyak pelajaran.

Selama lebih dari enam bulan di tahanan, dia tidak mengikuti perkembangan pelajaran. Karena itu, saat mengerjakan soal, dia mengaku mengalami kesulitan. Meski demikian, dia menganggap kegagalan yang dihadapi saat ini merupakan awal dari kesuksesan. Rudi yakin dirinya masih mampu mewujudkan impian menjadi pengusaha dan mendapat ijazah melalui jalur kejar paket. ’’Saya yakin bisa lulus saat kejar paket,’’ ucap napi yang dinyatakan turut serta melakukan pencurian dengan pemberatan dengan hukuman setahun penjara itu.

Meski telah menyandang status narapidana, impian para siswa tidak sirna. Udin yang bercita-cita ingin memiliki usaha mandiri itu pun bertekad segera bekerja. Bahkan, Vino berkeinginan melanjutkan pendidikan kembali. Dia ingin meraih gelar sarjana. Bahkan, dia juga telah mengincar bidang studi saat kuliah nanti. Yakni, jurusan komunikasi.

’’Kalau sekarang, fokus cari kerja dulu. Mengumpulkan uang untuk kuliah,’’ ucap siswa yang pernah bergabung dengan klub sepak bola Indonesia Muda (IM) sejak sekolah dasar (SD) hingga 2013 lalu.

SAAT ditemui di Rutan Kelas I Surabaya (Medaeng) Jumat (23/5), Udin, penghuni blok I (Indah) itu berkali-kali melihat ke luar jendela. Sesekali dia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News