Bayar Rp300 Juta tapi saat Ikut Prajabatan CPNS Ditolak

Bayar Rp300 Juta tapi saat Ikut Prajabatan CPNS Ditolak
PNS. Ilustrasi Foto: JPNN.com

jpnn.com, PALU - Tidak bisa dimungkiri, masih banyak masyarakat yang rela merogoh uang ratusan juta rupiah demi kursi CPNS.

SUDIRMAN - Palu

RAUT kekesalan Kiflin, Helmi dan Said, nampak jelas saat menjadi saksi pada sidang dugaan pungutan liar (Pungli) dengan terdakwa Arifuddin serta Imelda Baginda, yang berlangsung di Pengadilan Negeri (PN) Palu, Sulteng.

Wajar, karena mereka saksi sekaligus korban dari dugaan Pungli dan kasus penipuan, dengan iming-iming lolos penerimaan CPNS, 2015 silam.

Perkara ini diperiksa dengan ketentuan undang-undang Nomor 31 Tahun 1999, Jo UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Terdakwa Arifuddin sendiri, merupakan mantan Kasubbag Kepegawaian dan Umum, Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Kota Palu. Sedangkan terdakwa Imelda Baginda, merupakan guru non aktif di salah satu SMK di Kabupaten Sigi.

Saksi Kiflin, Helmi dan Pak Said adalah diantara sekitar 30 korban yang mengalami kerugian puluhan hingga ratusan juta karena perbuatan terdakwa Arifuddin dan Imelda.

Ketiga saksi ini benar-benar terpedaya oleh serangkaian tipu muslihat dari kedua terdakwa yang mengaku bisa meluluskan para korban pada penerimaan CPNS jalur khusus illegal sejak tahun 2015 di lingkungan Pemerintah Kota Palu.

Penipuan seputar penerimaan CPNS masih saja terjadi. Sudah membayar Ro 300 juta, uang hilang, kursi CPNS pun tak dapat. Tertipu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News