BBM Naik, Buka Peluang SPBU Asing

BBM Naik, Buka Peluang SPBU Asing
BBM Naik, Buka Peluang SPBU Asing

jpnn.com - SURABAYA - Rencana pemerintah menaikkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi Rp 3.000 per liter pada November 2015 membuka peluang bagi vendor asing untuk berekspansi. Sebab, kenaikan harga itu akan mengecilkan selisih harga jual antara BBM di SPBU Pertamina dengan pesaingnya.

Ketua DPD V Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi ( Hiswana Migas ) Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara (Jatim Balinus) Rachmat Muhamadiyah menyatakan, kenaikan harga BBM itu memang sudah wajar. Namun, semua pihak harus siap menerima dampak positif dan negatifnya. 

''Dari sisi ekonomi tentu baik untuk negara kita. Tetapi, kita juga harus siap dengan berkembangnya kembali pemain asing seperti Shell, Total, bahkan Petronas,'' katanya kepada Jawa Pos kemarin (6/10). 

Menurut Rachmat, momen seperti itu dinanti sejak lama oleh vendor asing. Sebab, selama harga premium Pertamina masih disubsidi, mereka sulit bersaing di Indonesia. Pertamina mendapatkan alokasi untuk memasarkan BBM bersubsidi 98 persen. 

Dia menyebutkan, salah satu alasan Petronas gulung tikar dari Indonesia adalah ketidakmampuannya berkompetisi dengan harga premium saat ini. Meski masih ada yang bertahan seperti Shell dan Total, tidak sebanyak dulu. ''Awalnya, Shell di Surabaya ada di beberapa titik. Tetapi, sekarang satu per satu tumbang. Ini juga karena peran pemerintah yang tidak memberikan izin kepada Shell untuk menyalurkan BBM bersubsidi.'' 

Kehadiran SPBU asing, diakui Rachmat, akan merugikan SPBU Pertamina. Apalagi, dengan selisih harga yang semakin kecil, konsumen akan mempertimbangkan untuk beralih ke SPBU yang tidak perlu antre dan pelayanannya nyaman. 

Hal itu tentu menjadi tantangan di depan mata yang harus dihadapi. Jika kondisi tersebut terjadi, Rachmat khawatir membuat pihaknya mengusulkan agar pemerintah menerapkan regulasi tegas. ''Tidak jadi masalah jika SPBU asing bertambah. Hanya, pemerintah harus membatasi volumenya dan memperbesar insentif pajak,'' jelasnya. (ias/c15/oki)


SURABAYA - Rencana pemerintah menaikkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi Rp 3.000 per liter pada November 2015 membuka peluang bagi vendor


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News