BBM Turun, Organda Ogah Turunkan Tarif Angkot

"Apalagi penumpang yang jaraknya dekat, kita toleransi saja," ujarnya.
Yayan mengungkapkan, penyesuaian harga premium dan solar membuat penghasilan mereka sedikit bertambah. Karena biaya operasional untuk membeli bahan bakar berkurang.
"Turun harga bensinnya juga sedikit. Jadi dengan ongkos yang biasa Rp 4 ribu, hanya nambah sedikit saja keuntungan kami," katanya.
Dia menolak keinginan penumpang untuk menurunkan ongkos. Sebab, menurut dia meskipun harga BBM turun, biaya perawatan kendaraan dan sparepart tidak turun. Ditambah lagi jumlah setoran juga tidak turun.
"Jika setoran juga tidak berubah, bahan bakar yang lebih murah juga belum banyak menguntungkan," ungkapnya.
Dihubungi terpisah, Sekretaris DPC Organda Kabupaten Purwakarta, Andreas Lagimin mengatakan, belum berkomunikasi dengan pemerintah terkait dampak penurunan harga BBM pada tarif angkutan.
Menurut dia, penurunan harga BBM hanya menambah penghasilan sopir angkutan sebesar Rp200. Karena saat premium dan solar sempat naik Rp2.000 per liter, tarif rata-rata naik Rp 1.000.
"Kami (Organda) masih teliti lagi dampak penurunan BBM terhadap tarif angkutan. Tapi penurunannya hanya berdampak tipis bagi sopir. Sebisa mungkin, tidak ada penurunan tarif," ungkapnya.
PURWAKARTA - Harga BBM bersubsidi yang resmi turun per 1 Januari lalu, tidak berdampak pada tarif angkutan umum. Sebagian besar sopir angkutan
- Pemilik Warung Ditemukan Tewas Bersimbah Darah, Diduga Korban Pembunuhan
- Gen Z di Jateng Disebut Jadi Agen Perubahan Transisi Energi
- Polisi Ungkap Praktik Prostitusi Online di Lhokseumawe, Tangkap 3 Tersangka
- Polres Tanjung Priok Raih Predikat Pengelolaan Anggaran Terbaik Kedua dari 139 Satker
- Kapal Feri Tenggelam di Peraian Penajam, BPBD Bergerak Mengevakuasi Penumpang
- Baliho di Jalan Protokol Pekanbaru Ditertibkan, Menteri Kehutanan Apresiasi Ketegasan Wali Kota