Bebek Terus Mati Mendadak

Bebek Terus Mati Mendadak
Bebek Terus Mati Mendadak
Saking bingungnya, pria yang sudah sejak muda bergelut dengan ternak unggas ini sempat menanyakan kepada dinas, terkait adanya kompensasi bagi unggas yang mati terserang penyakit wabah ini. Namun dinas mengatakan tidak ada samasekali kompensasi. Yang ada pemberian desinfektan dan penanganan petugas dengan mengambil sampel unggas.

Peternak lainnya, Mohadi (70) asal Desa Banjaran Kecamatam Bojongsari juga mengaku pasrah. Segala upaya sudah dilakukan. Namun, selalu saja ada bebek yang mati mendadak dan lumpuh. Hingga saat ini jumlahnya bisa mencapai 40 ekor bebek.

“Saya memelihara untuk petelor. Jika dalam sehari bisa mengantongi Rp 150 ribu, saat ini hanya paling banyak Rp 60 ribu. Padahal sudah menjadi penghasilan utama kami sekeluarga,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan Dinakkan Purbalingga, Sri Maharsi Wulan belum bisa memastikan jenis serangan wabah pada unggas air itu. Yang diambil dari sampel fisik mirip tetelo. Yaitu kepala berputar, mata berair dan memar di beberapa bagian tubuh bebek maupun itik.

PURBALINGGA- Para peternak itik maupun bebek di sejumlah kecamatan yang diduga terserang virus Avian Influenza (AI) mengaku hanya bisa pasrah. Semakin

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News