Beda Agama Sampai Kawin Lari, Alasan Warga Asing Mengikat Cinta di Depan Penghulu Australia
"Saya percaya bahwa celebrant memiliki hak yang istimewa dan profesi yang luar biasa. Namun banyak orang yang masih berpikir bahwa peran kami hanya sekejap saja dan kami dibayar mahal untuk itu," tutur Liz.
Padahal, menurut Liz, delapan puluh persen pekerjaan celebrant biasanya dilakukan sebelum upacara pernikahan, mengingat banyaknya persiapan.
"Analogi yang sama berlaku bagi fotografer. Hanya saja, delapan puluh persen pekerjaan fotografer dilakukan setelah upacara," jelas Liz.
Dalam layanannya, Liz memang menawarkan dua jenis upacara pernikahan. Salah satunya adalah upacara yang dibuat khusus untuk pasangan pengantin.
"Saya mewawancarai pasangan pengantin secara terpisah untuk mengetahui karakter mereka, cerita cinta cinta mereka, sampai impian hidup mereka."
"Berdasarkan wawancara inilah nanti saya akan menyusun upacara penikahan mereka, sehingga mereka akan mendapat upacara yang sangat personal untuk mereka," katanya.
Photo: Sebagai celebrants penuh waktu, Liz Hayes mengaku persaingan antar celebrants makin kuat. (Supplied: Liz Hayes)
Jika upacara pernikahan di Indonesia identik dengan pemuka agama, di Australia, pernikahan pada umumnya diresmikan oleh mereka yang dikenal dengan sebutan 'celebrant'
- WNI Didenda Hampir Rp100 Juta di Taiwan Gegara Bawa Daging Babi
- Sampah Saset: Masalah Besar Indonesia dalam Kemasan Kecil
- Dunia Hari Ini: Panggung Kampanye Meksiko Roboh, Sembilan Tewas
- Pemegang WHV Korban Kecelakaan Merasa Beruntung Biaya Perawatan Ditanggung Asuransi
- Dunia Hari Ini: Presiden Prancis Turun Langsung Redam Kerusuhan di Kaledonia Baru
- Dunia Hari Ini: Penumpang Singapore Airlines Pulang ke Rumah Setelah Turbulensi Maut