Beda Persepsi Menakertrans dan Menag soal Kawin Cerai

Background di Balik Berita dari Forum Pemred JP Group di Pekanbaru, Riau (2)

Beda Persepsi Menakertrans dan Menag soal Kawin Cerai
RIAU POS ATASI PENGANGGURAN: Menakertrans Muhaimin Iskandar foto bersama Pemred Jawa Pos Group. Foto: JPNN

Di Forum Pemred JP Group itu, Cak Imin juga berkisah tentang background peta politik negeri ini dari kaca matanya. Dia yang hadir didampingi Ketua Fraksi PKB, Marwan Ja’far itu mengingatkan kepada pemred-pemred agar jangan terbuai oleh euforia politik lagi. “Harus segera berpijak ke bumi. Demokrasi terus berkembang, bertumbuh, makin maju dan tidak mudah dibendung. Suasana sekarang ini sangat baik dan kondusif, karena itu saatnya lebih banyak mencari solusi-solusi kreatif masyarakat,” ungkap bapak tiga anak ini.

Soal upah murah tenaga kerja, Cak Imin juga berkesimpulan, bahwa pandangan KEN –Komite Ekonomi Nasional—itu betul. Bahwa upah minimum yang tidak murah itu sudah saatnya diterapkan. Dulu, upah murah, menjadi penyebab investor datang. “Sekarang paradigmanya beda. Upah murah sudah tidak lagi menjadi ukuran masukkan investasi dalam negeri,” kata dia.

Justeru, kalau upah murah itu tidak segera diakhiri, tanpa mempertimbangkan waktu, sama halnya dengan menanam bom waktu. Suatu hari nanti, gelombang protes dan demo semakin kolosal. Seperti di China saat ini, “ledakan” kemarahan buruh itu tengah berkecamuk, karena setting awalnya untuk menarik investor dengan konsep buruh murah.

Problem lain, kata Cak Imin, adalah daya saing Sumber Daya Tenaga Kerja Indonesia yang masih jauh di bawah indeks. “Saya bersama Pak Nuh, Mendiknas terus mencari link and match, untuk menemukan potensi tenaga kerja yang siap saing, berkompeten dan memiliki kualitas yang kuat. Kalau itu sudah tercipta, tinggal menemukan matching dengan pasar tenaga kerja. Jadi, tidak lagi soal jumlah lulusan, tetapi kualitas angkatan kerja yang akan bersaing dengan Negara Asean lain. Kita masih kalah dengan Singapura, Malaysia, Filipina, dan China,” kata dia.

Kembali soal guyonan Cak Imin di atas, menteri yang berasal dari PKB ini mengisyaratkan agar ratusan ribu pengusaha melakukan PKB! Maksudnya, Perjanjian Kerja Bersama, yang disingkat PKB. Yang merupakan kontrak kerja hubungan industrial, antara serikat pekerja dan manajemen. “Jadi semakin banyak PKB, semakin majulah Indonesia. Karena itu, laksanakan PKB dengan baik, jalankan PKB dengan baik, perbanyak PKB di perusahaan Anda, maka Insya Allah, kalau PKB banyak, Indonesia akan maju,” ucap jebolan FISIP UGM 1992 itu.

Tentu, kata-kata yang berakhir dengan PKB itu lagi-lagi membuat pemred-pemred ikut tertawa geli. Kok bisa-bisanya pas? “Lho, istilah ini yang bikin bukan saya! PKB ini singkatan yang sudah ada sejak zaman Menakertrans Jacob Nuwawea! Dan beliau dari PDI-P?” kilahnya.(don/bersambung)

KALAU soal perbedaan tanggal awal dan akhir puasa, itu sudah tradisi sejak dulu. Pemerintah, Muhammadiyah, dan NU, sudah teramat sering berbeda pemahaman.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News