Beginilah Kesibukan Para Pemburu Gerhana Matahari

Beginilah Kesibukan Para Pemburu Gerhana Matahari
Kordinator kegiatan HAAJ Nurdiansyah (kanan) dan Eka Vikrrustiandini (kiri) saat berada di Planitarium, Jakarta, Sabtu (13/2/2016). FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

Pemaparan oleh pengurus HAAJ sekaligus pegawai Planetarium Jakarta Ronny Syamara pun mereka ikuti dengan antusias. Gaya cair Ronny dalam memberikan penjelasan berkali-kali memancing tawa riuh para peserta. 

Misalnya saat Ronny menjelaskan standar keamanan dalam pengamatan gerhana matahari. Menurut dia, jangan sampai gara-gara keasyikan ingin mengamati gerhana, mata menjadi rusak gara-gara terpapar sinar ultraviolet dari sang surya. Cara paling mudah untuk mengamati gerhana antara lain adalah memanfaatkan biskuit yang memiliki lubang-lubang kecil.

Cara lainnya adalah menggunakan selembar kertas karton, kemudian dilubangi kecil-kecil dan membentuk tulisan-tulisan. ”Nanti pasti banyak yang akan upload inovasi mengamati gerhana di Facebook masing-masing,” katanya disambut tawa peserta.

Namun, di tengah sesi penyampaian teori yang berlangsung santai itu, mendadak seluruh peserta terbawa emosi. Tepatnya ketika Ronny memutar video pengamatan GMT di Varanasi, India, pada 2009. Di dalam video itu terlihat banyak warga India yang mengamati gerhana dari pinggir Sungai Gangga.

Tepat ketika GMT terjadi, suasana warga yang semua ramai menjadi hening. Beberapa di antaranya membaca doa sambil komat-kamit. Keheningan itu seperti langsung menular ke tempat pelatihan. 

Koordinator Kegiatan HAAJ Nurdiansyah menjelaskan, GMT pada 9 Maret nanti sangat sayang untuk dilewatkan. Sebab, fenomena alam serupa terakhir terjadi di Indonesia pada 1995. Itu pun titik pemantauannya tidak seluas GMT bulan depan.

Yang membuatnya tambah spesial adalah GMT bakal mampir lagi ke Indonesia pada 2042! Itu 26 tahun lagi. ”Kami mulai menyambut dan menyiapkan diri untuk gerhana matahari total bulan depan itu sejak 2009 lalu,” katanya. 

Pria kelahiran 25 Maret 1981 tersebut menjelaskan, workshop di Planetarium itu hanyalah satu di antara sekian banyak agenda mereka menyambut GMT. Agenda lainnya: talk show khusus tentang GMT pada 27 Februari mendatang.

GERHANA matahari terjadi bulan depan, 9 Maret 2016. Pengamatan tidak hanya akan dilakukan di daratan. Tapi juga di bawah laut. NASA pun turut mengirim

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News