Begitu Sulitkah Menangkap Miryam?

jpnn.com, JAKARTA - Kelakuan Miryam S. Haryani yang kabur menghindari pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menunjukan masih ada titik lemah di dalam sistem pengawasan tersangka lembaga antirasuah.
Hal itu berisiko terhadap kelancaran penanganan perkara-perkara korupsi besar, seperti kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) yang ditangani KPK saat ini.
Peneliti Hukum dan Kebijakan Transparency International Indonesia (TII) Reza Syawawi mengatakan, pengawasan terhadap tersangka mestinya menjadi perhatian serius KPK.
Apalagi, bila posisi tersangka itu merupakan salah satu saksi kunci korupsi seperti Miryam. ”Agar kejadian serupa tidak lagi terjadi di kemudian hari,” ujarnya kepada Jawa Pos, kemarin (30/4).
Reza menyebutkan, dugaan hilangnya mantan anggota Komisi II yang kini duduk di Komisi V DPR itu memang erat kaitannya dengan strategi “melindungi” para politisi Senayan yang diduga terlibat dalam kasus berjamaah e-KTP senilai Rp 2,3 triliun tersebut.
”Ini dugaan saja, apalagi posisi Miryam sebagai anggota DPR yang tentu paling mengetahui proses penganggaran e-KTP,” tuturnya.
Karena itu, pihaknya mendesak pihak terkait, khususnya Polri, segera mencari Miryam dan menyerahkannya ke KPK.
Apalagi, dengan kekuatan jajaran kepolisian, mulai tingkat polsek hingga polda, sejatinya bukan hal sulit mendeteksi keberadaan politikus Partai Hanura tersebut.
Kelakuan Miryam S. Haryani yang kabur menghindari pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menunjukan masih ada titik lemah di dalam sistem
- Usut Kasus Dugaan Korupsi di Dinas PU Mempawah, KPK Sudah Tetapkan 3 Tersangka
- Ray Rangkuti Kritik Kinerja KPK, Kasus Hasto Dikejar, Tetapi Bobby Diundang Koordinasi
- KPK Periksa 3 Saksi Lagi untuk Kasus Cuci Uang Andhi Pramono
- Usut Korupsi Tol Trans-Sumatera, KPK Periksa Petinggi PT Indonesia Infrastructure Finance
- KPK Periksa 2 Anggota DPR Terkait Dugaan Tipikor Dana CSR Bank Indonesia
- Tim Hukum Hasto Bawa Bukti Dugaan Pelanggaran Penyidik KPK ke Dewas