Belajar Menanggapi Ancaman Perubahan Iklim dari Keluarga Migran di Australia

Belajar Menanggapi Ancaman Perubahan Iklim dari Keluarga Migran di Australia
Kim Nguyen bercocok tanam di kebun yang dimiliki oleh komunitas warga. (ABC News: Natasya Salim)

"Kita butuh suara dari para imigran, kita butuh suara dari komunitas Asia Selatan, karena kitalah yang pernah merasakan dampak perubahan iklim di negara kita sebelumnya."

Belajar Menanggapi Ancaman Perubahan Iklim dari Keluarga Migran di Australia Photo: Ms Kaur says governments and corporations shouldn't rely on individuals alone to reduce global warming. (ABC News: Brendan Esposito)

 

Di tahun 2017, laporan dari lembaga Climate Accountability Institute (CAI) menemukan 100 perusahaan, kebanyakan di sektor batu bara dan minyak, bertanggung jawab atas 71 persen emisi gas rumah kaca sejak tahun 1988.

Beberapa warga di Australia mungkin tidak begitu paham dengan rincian seperti ini, tapi tidak membuat mereka berhenti mencoba membuat perbedaan dengan cara yang mereka bisa, seperti yang dilakukan keluarga Yang di Ballarat.

Sebagai penerima manfaat dari skema potongan pemerintah untuk panel listrik tenaga surya di negara bagian Victoria, keluarga Yang meminta agar pemerintah "mendorong produk-produk yang ilmiah, hemat energi dan efisien".

Tetapi seperti yang diamati para pakar, telah adanya perang kebijakan perubahan iklim di Australia, karenanya solusi dari pemerintah mungkin akan lama tercapai, apalagi setelah tak adanya lagi Jaminan Energi Nasional

"Kami memiliki lebih banyak bukti untuk membuktikan dampak kesehatan, ekonomi, dan lingkungan dari perubahan iklim di seluruh dunia," kata Dr Zhang.

"Kita butuh aksi dari seluruh pihak."

China masih menjadi negara pembuang gas rumah kaca terbesar di dunia, sekitar 10.06 gigaton di tahun 2018

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News