Belanja Militer Tiongkok Rp 803,5 Triliun
Sabtu, 05 Maret 2011 – 05:05 WIB
Dibanding tahun lalu, anggaran belanja militer Tiongkok kali ini 12,7 persen lebih banyak. Tapi, Li menegaskan bahwa persentase kenaikan anggaran itu masih cukup rendah. Apalagi, jumlahnya hanya 6 persen dari total anggaran negara. "Kenaikan (anggaran militer) ini sama sekali bukan ancaman bagi negara manapun," tandas politikus 70 tahun tersebut dalam jumpa pers di ibu kota, Beijing, kemarin.
Baca Juga:
Kendati demikian, persentasi anggaran belanja militer yang naik dua digit itu membuat AS dan sekutunya khawatir. Reaksi serius dilontarkan Washington, Tokyo, Canberra dan beberapa negara tetangga Tiongkok. Mereka khawatir, dengan kenaikan anggaran belanja tersebut, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) bakal melipatgandakan persenjataan mereka.
Dengan kekuatan militer yang cukup besar dan didukung anggaran yang melimpah, AS dan sekutunya khawatir, PLA bakal berdampak buruk. Terutama, pada hubungan Beijing dan Taipei yang tidak pernah harmonis. Sebab, belakangan, AS dan Taiwan juga meningkatkan kerja sama mereka di bidang militer. Beberapa kali, AS mengirimkan persenjataan mutakhir pesanan Taiwan.
Terpisah, Willy Lam mengatakan bahwa nilai anggaran yang diumumkan Tiongkok kemarin tidak riil. "Anggaran yang mereka deklarasikan itu mungkin hanya separo atau malah sepertiga dari nilai sebenarnya," ungkap pakar Tiongkok pada Chinese University of Hong Kong tersebut.
BEIJING - Anggaran militer Tiongkok terus meningkat. Kemarin (4/3), parlemen Negeri Panda itu mengumumkan secara resmi bahwa persentase anggaran
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI: World Water Forum di Bali Bakal Melahirkan Deklarasi Bersejarah
- Alhamdulillah, Israel dan AS Pastikan 160 Ribu Bahan Bakar Telah Terkirim ke Gaza
- Soal IUU Fishing, RI Tidak Perlu Berkompromi dengan Vietnam
- Jemaah Islamiyah Kembali Berulah, Dua Polisi Malaysia Tewas di Markas
- Tahan Bantuan untuk Israel, Joe Biden 'Dihajar' DPR Amerika
- Stafsus Kementerian Investasi Pradana Soroti Ketidakadilan Kerja Sama Antarnegara