Belum Ada Payung Hukum Kenaikan BBM
Jumat, 24 Februari 2012 – 17:52 WIB

Belum Ada Payung Hukum Kenaikan BBM
JAKARTA - Rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi harus mempertimbangkan berbagai aspek. Anggota Komisi VII DPR Satya W. Yudha mengatakan bahwa yang paling penting bila pemerintah ingin menaikkan harga BBM harus ada payung hukum. Karenanya, kata dia, inginnya dana itu masuk dalam pembangunan infrastruktur minyak dan gas, atau pun infrastruktur seperti transportasi umum dan juga memungkinkan langsung diberikan kepada orang yang memang layak disubsidi. "Tetapi, untuk sampai ke orang ini harus melalui sensus, karena kita idak bisa menggunakan data BLT (Bantuan Langsung Tunai) sebelumnya," katanya lagi.
"Perpu sudah tidak mungkin. Paling mungkin adalah payung hukum untuk mempercepat APBN Perubahan," kata Satya, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (24/2).
Baca Juga:
Dia menambahkan, banyak hal yang harus dikaji. Tidak hanya asumsi makro, tapi juga suku bunga, kurs, inflasi dan lainnya. Kedua, kata dia, harus diperhatikan relokasi penghematan anggaran subsidi itu kemana. Menurutnya, kalau BBM naik Rp1000 itu, menghemat Rp38 triliu. "Itu mau dikemanakan," kata politisi Partai Golkar tersebut.
Baca Juga:
JAKARTA - Rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi harus mempertimbangkan berbagai aspek. Anggota Komisi VII DPR Satya
BERITA TERKAIT
- World Safety Day 2025: IWIP Perkuat Budaya K3 di Lingkungan Kerja
- Manfaatkan Fasilitas SKA, Beragam Produk Asal Majalengka Tembus Pasar Mancanegara
- Lippo Karawang Siapkan Hunian dan Komersial Terbaru, Cek di Sini Harganya
- Peluncuran COCOBOOST di Ajang Mizone Active Zone Seru
- Investasi di Bidang SDM Bikin Bank Mandiri Raih Predikat Champion of the Year dan 12 Penghargaan Bergengsi
- Bea Cukai Gagalkan Distribusi Rokok Ilegal Senilai Hampir Rp 2 Miliar, Ini Kronologinya