Belum Mekar, Sudah Ribut Soal Ibukota

Belum Mekar, Sudah Ribut Soal Ibukota
Belum Mekar, Sudah Ribut Soal Ibukota
Lebih lanjut kata Hasyim, jika pusat ibukota diletakkan di Kecamatan Popayato, maka masyarakatlah yang akan dirugikan. Ini dikarenakan, ada empat desa yang akan kesulitan untuk menjangkau pusat ibukota yakni Desa Bohusami, Lembah Permai, Tuwea dan Bukit Harapan dan bahkan desa-desa lainnya pula akan mengalami hal serupa. Terlebih lagi persoalan jarak untuk menuju pusat ibukota yang cukup jauh.

“Kecamatan Wanggarasi dan Lemito sampai detik ini tidak setuju dan akan menarik diri untuk pemekaran jika pusat ibukota diletakkan di Kecamatan Popayato,” tegasnya.

Tak hanya itu saja, kata Hasyim masyarakat telah menyediakan lahan kurang lebih 40 hektar di Kecamatan Lemito, tepatnya di Desa Lomuli untuk pembangunan daerah perkantoran. Bahkan menurut Hasyim yang didampingi masyarakat lainnya, sertifikat kepemilikan tenah tersebut kini telah diserahkan kepada pemerintah daerah.

Di samping itu kata Hasyim, Danny Pomanto pula sebelumnya pernah menyampaikan, bahwa untuk Kabupaten Gorontalo Barat selayaknya, Popayato dijadikan daerah perdagangan dengan alasan dekat dengan daerah tetangga serta menjadi jalur transportasi. Sedangkan untuk Kecamatan Lemito dijadikan pusat ibukota atau pemerintahan, karena dilihat dari banyaknya penduduk, mudah dijangkau atau strategis dan untuk Kecamatan Wanggarasi dijadikan sebagai daerah industri. “Inilah yang disampaikan oleh Pak Danny Pomanto ketika datang kesini pada 2011 lalu,” terangnya.

MARISA – Gorontalo Yes, menolak ibukota di Popayato. Kalimat itulah yang tertulis di spanduk yang menghiasi jalan menuju ke Kecamatan Wanggarasi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News