Belum Semua Korban Gempa Aceh Tersentuh Bantuan

Belum Semua Korban Gempa Aceh Tersentuh Bantuan
Warga melaksanakan Salat Jumat di Masjdi Jami Quba Pangwa di Pidie Jaya. Foto: Eno Sunarno/Rakyat Aceh

Tak menyeluruhnya distribusi bantuan bisa jadi bakal lebih parah. Sebab, posko-posko di Kabupaten Pidie Jaya dan sekitarnya meningkat dua kali lipat hari ini akibat gempa susulan yang masih terjadi. Menurut pantauan Jawa Pos, gempa yang kuat terasa tiga kali kemarin. Yang terkuat terasa sekitar pukul 17.00 dan cukup membuat masyarakat panik. Bahkan, sampai pukul 21.15, masih saja terjadi gempa. 

Ketidakmerataan distribusi bantuan itu diakui Yusri, koordinator lapangan Posko I Meuraksa Barat, Pidie Jaya. Dia mengatakan, di posko I terdapat 875 jiwa yang sebagian besar masih kekurangan selimut. Mereka pun harus sedikit berdesakan karena tenda yang terbatas. ”Kalau makanan sejauh ini cukup. Tapi, selimut, obat, dan tenda masih kurang,” ucapnya.

Dirjen Linjamsos Kementerian Sosial (Kemensos) Harry Hikmat menerangkan, sebagian besar bantuan masih terkonsentrasi di titik-titik kerusakan paling parah. Apalagi, dalam situasi tanggap darurat, sebagian besar bantuan langsung ditujukan ke posko-posko besar. 

”Memang banyak sekali. Tidak cuma dari Kemensos. Ada juga donatur lain,” ungkap Harry saat ditemui di sela-sela pemberian bantuan kepada korban gempa di Pidie Jaya kemarin.

Dia meminta pihak kelurahan dan kecamatan ikut terlibat aktif. Bila memang ada posko-posko kecil yang belum sepenuhnya tersentuh, mereka diminta segera melapor. ”Bisa ke korlap posko utama, dinsos, atau langsung Kemensos. Kami juga sudah minta tagana aktif menyisir,” imbuhnya.

Harry menyadari, bantuan bukan cuma soal distribusi, tapi juga manajemen penyaluran. Dia meminta pemerintah kabupaten menyediakan gudang utama sehingga bantuan bisa terkumpul untuk kemudian disalurkan secara merata. ”Saya sudah sampaikan kepada pihak pemda dan mereka menyanggupi,” katanya.

Di sisi lain, pemulihan trauma korban harus jadi fokus utama pemerintah. Pemulihan pascabencana tidak semudah proses rekonstruksi bangunan yang hancur karena gempa. Apalagi pemulihan bagi anak-anak.

”Kalau itu bisa ditarget setahun, untuk trauma ini tidak bisa langsung dipatok begitu. Bisa saja lebih lama,” tutur Henny Hermanoe, ketua harian Lembaga Perlindungan Anak Indonesia, saat ditemui setelah mendampingi anak-anak korban gempa di Masjid Istiqomah, Rhieng, Pidie Jaya.

PIDIE JAYA - Bantuan dan dukungan memang terus mengalir buat korban gempa di Pidie Jaya, Aceh. Namun belum semua korban terjangkau bantuan. Salah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News