Benarkah Kurang Tidur Sebabkan Perilaku Menyimpang?

Benarkah Kurang Tidur Sebabkan Perilaku Menyimpang?
Ilustrasi sedang tidur. Foto : Pixabay

Bagi sebagian orang, efek kurang tidur mungkin tak lebih dari sekadar rasa kantuk di jam kerja. Namun, bagi para pemberi kerja, hal tersebut bisa menimbulkan konsekuensi yang serius. Terutama, bagi mereka yang bergerak di bidang layanan jasa, di mana dibutuhkan kemampuan komunikasi dan perilaku yang baik.

Pekerja yang kurang tidur tentu akan lebih sulit mengatur atau menyembunyikan emosi negatif sehingga lebih mungkin untuk “menyerang” pelanggan atau pasien yang komplain dengan kata-kata atau perilaku yang tak pantas. Baik pekerja maupun pemberi kerja akan sama-sama mendapatkan efek kurang menyenangkan akibat perkara ini.

Konsekuensi lain berkaitan dengan kesehatan jiwa jangka panjang. Selain menimbulkan rasa lelah dan kantuk, kurang tidur kronis dapat “menjerumuskan” seseorang ke dalam situasi yang menekan sebagai akibat dari perilaku yang menyimpang. Bila ini berlangsung terus-menerus, timbulnya depresi dan gangguan kesehatan jiwa lainnya tak bisa dihindari lagi.

Jadi, coba introspeksi bagaimana kualitas dan kecukupan waktu tidur Anda selama ini. Apakah Anda kurang tidur atau sudah cukup? Bagaimanapun, tak cuma fisik, otak juga membutuhkan waktu istirahat yang cukup agar mampu fokus dan berpikir jernih sehingga tidak menimbulkan perilaku menyimpang.(NB/ RVS/klikdokter)


Para pakar menganggap bahwa kurang tidur sama buruknya dengan kondisi mabuk. Ini karena kurang tidur dapat mengubah persepsi seseorang terhadap informasi yang diterima.


Redaktur & Reporter : Yessy

Sumber klikdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News