Bentrok Ampera, Polisi Tetapkan Satu Tersangka

Bentrok Ampera, Polisi Tetapkan Satu Tersangka
Bentrok Ampera, Polisi Tetapkan Satu Tersangka
Pertemuan tokoh dari Maluku dan NTT itu difasilitasi oleh wakil ketua DPD Laode Ida. Hadir dalam pertemuan itu Clement, pria asal Flores yang disebut memiliki pengaruh di Jakarta. Zakaria Sabo, tokoh Flores yang dianggap memiliki jaringan kuat di tingkat lapangan, dan Jack Osdara selaku anggota DPD dari Maluku.

Memulai pembicaraan, Sabo menyatakan keprihatinannya atas terjadinya bentrokan di jalan Ampera itu. Menurut dia, tidak seharusnya konflik itu terjadi. Ini karena, dibandingkan jumlah kelompok Flores yang terdapat di Jakarta, para pelaku hanya sebagian kecil di dalamnya. "Ini hanya kelompok kecil saja, kami berduka cita dan prihatin," kata Sabo.

Terjadinya konflik itu, kata Sabo, diakibatkan watak keras yang dimiliki kedua belah pihak. Keduanya sama-sama tidak ingin saling mengalah. Namun, konflik yang terjadi itu sungguh mencoreng hubungan baik yang terjadi antar tokoh. "Kita jangan jadi pendendam. Ini harus dihentikan supaya tidak meluas," desaknya.

Sementara Jack Osdara menilai terjadinya konflik merupakan ekses dari kurangnya pemerataan pembangunan. Sudah menjadi fakta bahwa pembangunan di Indonesia timur tertinggal jauh dibandingkan wilayah barat. "Ini ekses, karena ada kebocoran anggaran dari pusat," kata Jack. Dirinya menyesalkan adanya korban meninggal dalam bentrokan itu. Para korban meninggal sia-sia dalam kerusuhan yang seharusnya tidak terjadi. Dirinya berharap proses penyelesaian konflik sesegera mungkin dilakukan. "Jangan terlalu lama karena kita bisa diperalat," ujarnya mengingatkan.

JAKARTA - Meski bentrokan berdarah di depan Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan telah melibtakan ratusan orang dan menelan tiga korban jiwa, hingga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News