Bentrok di Peru Tewaskan Puluhan Orang

Bentrok di Peru Tewaskan Puluhan Orang
PEMIMPIN - Alberto Pizango, salah seorang pemimpin warga terasing Amazonian di Peru yang melakukan protes dan terlibat bentrok berdarah, menyatakan bahwa pengikutnya tidak membunuh personil polisi. Foto: Getty Images.
LIMA - Senin (8/6) malam waktu setempat, atau Selasa (9/6) pagi WIB, tiga hari setelah bentrok berdarah antara penduduk asli dengan kepolisian Peru, situasi dilaporkan sudah mulai mereda. Sementara, sebagaimana diberitakan CNN, diperkirakan pula jumlah korban tewas saat ini mencapai lebih dari 30 orang, dengan 50 orang lainnya terluka.

Sejauh ini, jam malam terhitung mulai pukul 15.00 hingga 06.00 waktu setempat masih terus diberlakukan, namun kedua belah pihak yang terlibat bentrok mengaku sama-sama menginginkan dialog dan tidak melanjutkan kekerasan. "Situasinya (saat ini) sudah lebih terkendali. Sudah ada kemungkinan untuk dialog," ungkap Menteri Luar Negeri Peru, Jose Andres Garcia Belaunde.

Kekerasan mulai pecah hari Jumat (5/6) waktu setempat, saat aparat polisi menyerang sebuah blokade jalan dekat Kota Bagua, di kawasan warga Amazonian, sebelah barat laut Peru. Sekitar 2.500 penduduk asli sebelumnya memblokir jalan utama di daerah itu dalam rangka protes terhadap pemerintah yang menjual lahan kepada perusahaan energi dan pelaku bisnis lain.

Warga keturunan Indian itu menyatakan bahwa daerah tersebut adalah tanah mereka, kendati mereka tak memiliki surat-surat formal untuk itu. Hingga akhirnya, ketika mereka memblokir jalan dan polisi turun tangan, bentrok pun tak terelakkan. Sejumlah korban tewas dan terluka bergeletakan sesudahnya, tanpa kabar yang pasti berapa jumlah mereka.

LIMA - Senin (8/6) malam waktu setempat, atau Selasa (9/6) pagi WIB, tiga hari setelah bentrok berdarah antara penduduk asli dengan kepolisian Peru,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News