Beras Bansos

Oleh: Dahlan Iskan

Beras Bansos
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Maka keputusan impor beras tidak semata takut beras tidak cukup. Angka tipisnya stok sangat terkait dengan inflasi.

Katakanlah panen raya akan terjadi dua bulan lagi. Sepanjang jalan kita melihat tanaman padi sudah menghijau –pun di lahan milik orang PDI Perjuangan.

Hujan masih deras. Tampaknya tidak akan kekurangan air –doa kita. Tinggal hama dan pupuk.

Berarti negara harus punya stok beras untuk cukup dua bulan. Berapa juta ton?

"Timing" impor beras sangat penting. Demikian juga jumlah beras yang harus diimpor.

Persoalannya: apakah pada saat kita perlu, lagi ada cadangan beras di Vietnam, Thailand, atau mana pun.

"Timing" yang salah memang sangat fatal: inflasi melonjak. Celakanya lagi: kalau beras impor baru masuk di saat panen raya tiba.

Dua bulan ini, zaman dulu, disebut masa paceklik. Saya masih merasakan masa-masa seperti ini: hujan menggutus, kayu bakar basah, tidak punya beras, pisang yang buahnya masih muda tumbang, tanaman singkong baru berdaun 15, gapleknya kehujanan, perut sangat melilit lapar.

Setiap presiden takut inflasi. Begitu muncul ramalan bahwa stok beras menipis keputusannya cepat: impor beras! Kalau tidak, akan inflasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News