Beras Vietnam Banjiri Pasar Induk Cipinang, Pedagang Temukan Dugaan Pelanggaran

Beras Vietnam Banjiri Pasar Induk Cipinang, Pedagang Temukan Dugaan Pelanggaran
Stok beras di Pasar Induk Beras. Foto/Ilustrasi: dok. Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Ribuan ton beras dari Vietnam bakal ke Indonesia beberapa hari ke depan. Sarinah dan Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) adalah dua perusahaan pelat merah yang mendapat jatah mengimpor beras itu.

Wakil Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (PERPADI) Billy Haryanto mengatakan Sarinah mengirim 300 ton beras asal Vietnam itu ke Pasar Induk Cipinang hari ini, Rabu, 13 Januari 2021.

Beras itu, kata dia, membanjiri Pasar Induk Cipinang. "Beras itu masuk tiba-tiba, tentu ini berimbas pada beras lokal," kata Billy di Kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (13/1).

Gara-gara beras itu masuk, kata Billy, pedagang pasar Cipinang menjerit. Soalnya, harga beras berjenis jasmine itu dibanderol Rp 9 ribu per kilogram, hampir sama dengan harga beras di Cipinang.

"Setahu saya beras jasmine itu beras khusus. Harusnya harganya lebih dari Rp 9 ribu. Karena modalnya saja Rp 12 ribu," kata Billy.

Karena penasaran harganya miring, Billy dan para pedagang di Cipinang membuka kantong beras jasmine itu. "Pas saya cek ternyata bukan beras khusus, beras biasa. Pantesan bisa murah," ujar Billy.

Menurut Billy, impor beras putih biasa tidak dapat dilakukan sembarangan, karena harus melalui Bulog. Penugasan untuk Bulog itu termaktub dalam Perpres Nomor 48 Tahun 2016  tentang Penugasan Kepada Perum Bulog Dalam Rangka Ketahanan Pangan Nasional.

Billy mengatakan bahwa importir dalam hal ini PT Sarinah harus bertanggung jawab atas masuknya beras vietnam tersebut ke Indonesia. Pihak berwenang harus berani mengusut beredarnya beras tersebut karena akan mematikan beras lokal.

Berton-ton beras vietnam yang tiba-tiba masuk ke Indonesia membuat pedagang di Pasar Induk Cipinang menjerit

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News