Berdayakan Warga lewat Bank Sampah

Berdayakan Warga lewat Bank Sampah
Truk Sampah. Foto dok Jawapos/jpnn.com

''Dulu di sini gersang, panas, dan pembuangan sampah belum teratur,'' terangnya.

Pada awal pembentukan, warga yang menjadi anggota tidak diberi buku tabungan. Keuntungan yang dihasilkan pun hanya dibagi rata. Namun, anggota merasa upaya yang dilakukan tersebut belum maksimal. Mereka khawatir timbul polemik di antara warga. ''Dari situ, muncul ide dibuatkan buku tabungan perseorangan,'' tuturnya.

Warga yang ingin menabung harus jadi anggota bank sampah dulu. Buku tabungan akan diberikan petugas. Penimbangan sampah dilakukan dua kali dalam sebulan, yakni minggu kedua dan keempat.

Sementara itu, dana dicairkan dalam bentuk sembako. ''Bisa dirupakan uang. Tapi, warga harus menunggu satu tahun dulu. Itu kesepakatannya,'' lanjut Lilis. Ke depan, mereka berencana memperluas hasil seperti untuk membayar tagihan listrik.

Saat ini bank sampah tersebut memiliki 35 anggota. Lilis berharap anggotanya bertambah banyak. Selama ini, yang menjadi kendala adalah terbatasnya pengepul sampah. ''Kadang uangnya juga diutang dulu sama pengepul. Itu bikin keuangan tersendat,'' ungkapnya.

Pihaknya berharap pemkot mengoordinasi pengepul khusus bank sampah. ''Supaya nggak ada penyelewengan (uang) dan pembelian (sampah) tidak semena-mena,'' tegas Lilis.

Wisnu menuturkan, pihaknya akan memperhatikan masalah itu. Pemkot, kata dia, juga punya rencana untuk mengadakan festival dan lomba-lomba yang berkaitan dengan lingkungan.

''Termasuk festival bank sampah,'' jelasnya. (omy/c16/jan/jpnn)


Pendapatan dari tabungan sampah yang dikumpulkan bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News