Berebut Kursi Pimpinan Parlemen Boleh, Asal Transparan

Hanya saja, Philips menyatakan hal yang perlu dicatat bahwa mungkin ini adalah bagian paling menyebalkan buat pemilih, tetapi bagi politisi dan partai ini menjadi yang penting. “Habis pemilu menjelang pelantikan akan bagi-bagi, urus kabinetlah, urus pimpinan DPR, MPR, dan seterusnya, ini bagian buat partai politik dan tokoh politik paling penting, tetapi buat pemilih ini paling menyebalkan,” ujarnya.
Menurut dia, seorang pemilih tentu saja memilih partai A, B, atau C, karena memiliki pandangan bahwa mereka tidak menginginkan yang lain. Sebab, kata dia, bisa saja pemilih memilih partai A karena tidak mau partainya berkoalisi dengan partai B. “Namun, setelah pemilihan salaman, kan repot, si pemilihnya sudah dilupakan sama sekali,” jelasnya.
Dia menegaskan bahwa pemilih semakin kritis. Mereka akan menanamkan dalam benaknya bahwa kalau mereka suka maka akan memilih lagi pada Pemilu 2024. Sebaliknya, bagi yang tidak suka mereka akan menghukum dengan cara tidak memilih lagi. “Menurut saya itu hal yang paling natural,” ujar Philips. (boy/jpnn)
Direktur Eksekutif CSIS Philips J Vermonte mengatakan ketika berekspektasi tentang politik, partai, DPR, MPR, DPD, yang ideal maka di dalamnya ada persoalan kepentingan yang tidak bisa dihindari.
Redaktur & Reporter : Boy
- Pendiri CSIS Sebut Pemerintahan Prabowo Perlu Dinilai Berdasarkan Pencapaian Nyata
- MK Melarang Institusi Menjadi Pelapor Kasus Pencemaran Nama Baik, Ini Kata Pimpinan DPR
- Anggota DPD RI Lia Istifhama: Penting Menganalisa Sikap Pemuda Terhadap Keberlangsungan Bangsa
- Soal Pencopotan Wapres Gibran bin Jokowi, Pimpinan MPR Singgung Keputusan KPU
- Sultan Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Olimpiade Remaja 2030
- Jamin Keselamatan Kerja Buruh, Senator Filep: Percepat Revisi UU SJSN & Ratifikasi Konvensi ILO 102/1952