Bergabung ke KIM, Elektabilitas Demokrat dan Prabowo Meningkat

Bergabung ke KIM, Elektabilitas Demokrat dan Prabowo Meningkat
Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau biasa disapa Mas AHY. Foto: Ricardo/JPNN

Responden yang belum bersikap (undecided voters) juga turun dari 3,3 persen menjadi 3 persen.

Dengan kata lain, ada migrasi sebesar 7,2 persen dari responden yang semula memilih Anies, empat persen diantaranya pindah ke Prabowo, 3,5 persen sisanya ke Ganjar, sisa 0,3 persen berasal dari respoenden yang semua belu menentukan pilihan (undecided voters).

Pasca Demokrat mencabut dukungan Capres bagi Anies, 53,7 persen responden memang menyarankan Demokrat untuk berlabuh di koalisi yang dipimpin Prabowo Subianto.

Sisanya (36,2 persen) menyatakan sebaiknya Demokrat berlabuh di koalisi PDIP yang mendukung Ganjar Pranowo, dan tidak menjawab.

Alasan utamanya, karena tokoh dari Partai Demokrat maupun Partai Gerindra sama-sama berlatar belakang militer (21 persen), Prabowo lebih mungkin menang (13,3 persen) dan kedua partai pernah sama-sama berpengalaman dalam satu koalisi (11,4 persen).

Peroleh Suara Baru, Elektabilitas Demokrat Naik

Keputusan untuk bergabung dengan koalisi Gerindra, ternyata membuat Partai Demokrat mendulang suara baru.

Ketika ditanya bagaimana sikap politiknya pasca Partai Demokrat mencabut dukungan terhadap Anies Baswedan, 9,6 persen responden yang sebelumnya tidak memilih Partai Demokrat, ternyata menyatakan akan memilih Partai Demokrat. Meski ada 5,4 persen pemilih Demokrat yang tidak akan memilih Demokrat akibat keputusan ini, Demokrat masih memperoleh 4,2 persen suara baru.

Elektabilitas calon Presiden KIM Prabowo Subianto dan elektabilitas Demokrat sama-sama meningkat pasca-Prabowo dideklarasikan sebagai capres dari Demokrat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News