Beri Kuliah Umum di Unhas, Hasto Sebut Capres Harus Punya Kesadaran Seperti Ini

Beri Kuliah Umum di Unhas, Hasto Sebut Capres Harus Punya Kesadaran Seperti Ini
Hasto Kristiyanto memberikan kuliah umum mengenai geopolitik Soekarno di Universitas Hasanuddin (Unhas), di Makassar, Kamis (28/7). Foto: DPP PDIP

Hasto menilai kekuatan itulah yang harus dibangun, didayagunakan, dan diuji efektivitasnya.

"Misalnya, dalam kasus perang Rusia-Ukraina. Rusia menggunakan kekuatan energi, pangan, demografi, teritorial, dan teknologi," ujarnya.

Di sisi lain, faktor terpenting bagi pemimpin ialah kepentingan nasional.

"Presiden harus merumuskan kepentingan nasional kita. Apa kepentingan kita di Laut Tiongkok Selatan yang bisa terjadi perang setiap saat? Kalau terjadi perang, pasti Selat Malaka diblok. Karena itu, memotong jalur energi ke Tiongkok 80 persen. Apa yang bisa dilakukan, termasuk melalui Selat Malaka. Apalagi ada IKN di Kaltim," paparnya.

Dalam konteks pertahanan, faktor kedua di dalamnya ialah diplomasi, disusul teknologi.

Hasto mengatakan faktor berikutnya yang terpenting adalah teritorial. Menurut Hasto, ada analisis yang menilai Indonesia belum terlalu memiliki kesadaran teritorial. Sebab, Indonesia merasa sebagai bangsa benua sehingga laut tidak menjadi halaman depan.

"Itulah sebabnya pada zaman Pak Jokowi ada perubahan paradigma menetapkan Indonesia sebagai poros maritim dunia dengan laut menjadi halaman depan kita. Mari kita lihat ke laut yang menyatukan kita, masa depan kita. Unhas harus mengembangkan kelautan sehingga kita menjadi terhebat," tuturnya.

Hasto mengatakan universitas harus mempersiapkan seluruh aspek kepemimpinan nasional, yakni dengan membangun kesadaran cara pandang geopolitik dalam mendayagunakan seluruh potensi instrument of national power.

Hasto Kristiyanto menilai calon presiden ke depan harus memiliki kesadaran geopolitik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News