Berobat di Surabaya Tak Kalah Manjur Dibanding RS Luar Negeri

Berobat di Surabaya Tak Kalah Manjur Dibanding RS Luar Negeri
TAK KALAH: Tenaga medis dan fasilitas kesehatan National Hospital Surabaya yang makin mumpuni. (DImas Alif/Jawa Pos)

Dengan hanya luka sepanjang satu sentimeter, wajah peyot tersebut kembali simetris. Senyum Koh Chung pun kembali bersinar. ’’Banyak dokter yang bilang kemungkinan buta bila operasi. Tapi, menurut Sofyanto, risikonya sembuh,’’ terangnya penuh semangat. Sejak itu, warga Dharmahusada tersebut langsung percaya dan membuktikan bahwa risiko itu terbukti. Dia sehat dan kembali beraktivitas tanpa rasa malu.

Ya, beberapa RS di Surabaya kini memiliki kualitas yang mumpuni. Mulai dokter, fasilitas, hingga kualitas pelayanan. Beberapa RS memiliki andalan sendiri-sendiri. Bukan hanya untuk penanganan penyakit-penyakit ringan, tapi juga penyakit berat.

RS Premiere, misalnya, memiliki andalan dalam penanganan penyakit jantung. Mulai bypass, ganti katup, sampai permasalahan aorta. Pada 2013, RS Premiere menjadi rumah sakit swasta terbanyak yang menerima pasien jantung. ’’Totalnya ada 36 kasus. Untuk tahun ini, sampai sekarang ada 14 kasus,’’ ujar dr Hartono Tanto MARS, direktur RS Premiere.

Bukan hanya jantung, ragam penyakit berat lain juga tertangani. Sebut saja berbagai operasi ortopedi, tumor otak, dan stroke. Tumor otak, terlebih di otak kecil, dikategorikan operasi sulit karena menyangkut banyak hal di pusat koordinasi dan keseimbangan tubuh. Sama halnya dengan stroke. Bahkan, penanganan khusus telah disiapkan dalam waktu dekat berupa peluncuran stroke unit, unit penanganan terpadu bagi penderita stroke.

Selain keahlian-keahlian itu, ungkap dr Hartono, salah satu pelayanan penting yang diutamakan RS Premiere adalah intensive care. Selain ICU,intensive care meliputi HCU (high care unit) dan NICU (neonatal intensive care unit). HCU ditujukan untuk meringankan beban ICU sebagai ruangan tempat pemulihan kondisi pasien pascaoperasi-operasi sulit. Sementara itu, NICU lebih dikhususkan sebagai perawatan intensif bagi bayi-bayi prematur atau berusia di bawah 28 hari.

’’Keberhasilan operasi bukan hanya di meja operasi. Tapi, lebih dari itu, kita harus punya ICU yang kuat untuk mendukung operasi yang sulit,’’ ujar dr Hartono.

Keberhasilan suatu operasi, ujar dia, tak berhenti setelah operasi berakhir. Penanganan setelah itu justru memegang peranan penting. Karena itulah, mengapa intensive care mendapat perhatian begitu istimewa sebagai penentu kesuksesan tindakan operasi. Pasien-pasien pascaoperasi akan dipindahkan secara bertahap melalui ICU dan HCU sebelum akhirnya dikembalikan ke kamar perawatan.

’’Kami juga menempatkan dokter-dokter yang tangguh di UGD. UGD merupakan filter pertama sebelum dialihkan ke unit lainnya. Time saving is life saving. Jadi, harus ada penanganan yang tepat saat golden time, atau tiga jam pertama di UGD,’’ ungkapnya.

BEROBAT ke luar negeri masih menjadi pilihan sebagian warga Surabaya, terutama mereka yang berduit. Namun, perlahan-lahan hal tersebut mulai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News