Bertahan Lebih Lama, Jatuh karena Bencana

Bertahan Lebih Lama, Jatuh karena Bencana
Bertahan Lebih Lama, Jatuh karena Bencana
TOKYO - Dibandingkan dua perdana menteri (PM) pendahulunya, Naoto Kan, 64, memiliki daya tahan relatif lebih baik. Setidaknya, pemimpin Partai Demokratik Jepang (DPJ) itu bisa bertahan di kursi PM lebih lama ketimbang Taro Aso, 70, dan Yukio Hatoyama, 64. Sampai Jumat lalu (26/8), saat ini dia resmi mundur, Kan duduk di kursi PM selama hampir 15 bulan setelah menjabat sejak Juni 2010.

Aso yang menjabat sebagai PM ke-92 di Jepang hanya bertahan selama 12 bulan (setahun) pada September 2008 hingga September 2009. Partai Demokrat Liberal (LDP) yang dipimpinnya kalah dari DJP dalam pemilu. Aso pun harus menyerahkan kursi kepada Hatoyama, PM pertama dari DPJ di era modern. Tetapi, Hatoyama juga hanya bisa bertahan sembilan bulan. Dia pun mundur pada Juni 2010 akibat masalah relokasi pangkalan militer AS dan skandal dana politik.

Kendati demikian, prestasi Kan dalam pemerintahan tak lebih bagus daripada dua pendahulunya tersebut. Sejak Juni lalu, dukungan publik kepada Kan menurun drastis. Pekan lalu, dukungan untuk pemimpin 64 tahun itu hanya tersisa sekitar 15 persen. Itu merupakan catatan terburuk bagi Kan. Tapi, rekor paling buruk dipegang Aso pada Februari 2009 saat hanya mendapatkan dukungan 11 persen.

Hasil jajak pendapat terbaru yang diadakan Mainichi Shimbun mencerminkan kegagalan Kan di pemerintahan. Sebanyak 70 persen responden menilai tokoh pengganti Hatoyama itu tidak becus sebagai pemimpin. "Masyarakat menilai Kan gagal dalam mengendalikan dan menangani dampak gempa bumi dan tsunami serta krisis nuklir," tulis harian berbahasa Jepang tersebut Rabu lalu (24/8).

TOKYO - Dibandingkan dua perdana menteri (PM) pendahulunya, Naoto Kan, 64, memiliki daya tahan relatif lebih baik. Setidaknya, pemimpin Partai Demokratik

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News