Bertarung 4 Jam, Putra Berpulang

Bertarung 4 Jam, Putra Berpulang
Bertarung 4 Jam, Putra Berpulang
Kepergian Putra baru diberi tahukan kepada kedua orang tuanya sekitar pukul 5.15. Bambang dan Sulistyowati memang tidak bisa selalu berada di dekat anak bungsunya itu. Sebab, kamar perawatan Putra dijaga agar benar-benar steril, karena anak itu harus mengonsumsi obat immunosuppressant untuk melemahkan daya tahan dan penolakan tubuhnya terhadap liver baru yang dicangkokkan dari ibunya. Pasutri itu selama ini menunggui Putra dari kamar 609 di lantai 6 Graha Rawat Inap Utama (GRIU) Graha Amerta.

Sekitar pukul 05.30, barulah orang tua Putra tiba di ruang perawatan khusus itu untuk melihat jenazah anak mereka. Begitu tiba, wajah keduanya terlihat shock dan seperti habis menangis. Ketika keluar dari ICU, Sulistyowati terlihat lemas, dan harus berjalan dengan dipapah oleh sang suami. Air mata terus menetes dari kedua matanya.

Di kamarnya, di ruang 609 GRIU Graha Amerta, Sulis hanya bisa duduk selonjor di tempat tidur sambil memangku koran Jawa Pos yang memajang foto-foto Putra. Dia menangis tersedu-sedu sambil membelai wajah Putra di foto-foto itu.

Malam harinya, sebelum mendapatkan kabar Putra meninggal dunia, Bambang dan istrinya mengaku sama-sama bermimpi sedang bermain dengan anak bungsunya itu. Lewat mimpi itu, Putra seolah berpamitan kepada kedua orang tuanya. Mengenai kepergian Putra, Bambang mengaku sudah ikhlas. "Saya sudah rela. Nggak ada niat untuk menuntut atau apa. Sebab, semua sudah melakukan yang terbaik untuk Putra," kata Bambang.

SURABAYA -- Perjuangan berat Ramdan Aldil Saputra alias Slamet Hadi Syahputra melawan berbagai komplikasi dalam tubuhnya berakhir sudah. Sayang,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News