Bertemu Kakek Berjubah Misterius, Kini jadi Dukun Ular

Bertemu Kakek Berjubah Misterius, Kini jadi Dukun Ular
Agus Suryanadi, sang dukun ular, beristirahat di sebuah berugak milik Gelanggang Olah Raga (GOR) Mataram NTB di jalan TGH Faesal, Mandalika, Sandubaya, (10/10). Foto: THEA/LOMBOK POST

jpnn.com - Agus Suryanadi lebih dikenal sebagai seorang dukun ular. Ini karena dia ahli mengobati korban gigitan ular berbisa, cukup dengan mengucap mantra-mantra.


NATHEA CITRA SURI, Mataram


Siang itu, Agus terlihat beristirahat di salah satu sudut Gedung Olah Raga (GOR) Mataram, di jalan TGH Faesal Sandubaya. Ia tampak kelelahan. Kedua tangannya memijit kakinya sendiri.

“Ya, saya dijuluki dokter atau dukun ular,” jelasnya sambil sesekali mengibas kerah bajunya ke buliran keringat yang jatuh di dahinya.

Dari penampilannya, tidak akan ada menyangka ia seorang dukun. Apalagi seorang dukun dari hewan melata yang sangat berbisa. Pakaiannya lusuh.

“Saya tidak ingin mengumbar-umbar. Bahwa saya ini dukun ular,” jelasnya sambil sesekali menggaruk kepalanya.

Pria kelahiran Bali Singaraja ini mengaku, profesi sebagai dukun ular didapatinya sejak memeluk agama Islam (menjadi mualaf), pada tahun 1984.

Sebelum menjadi dukun, Agus menjadi tukang cuci bus. Saat itu, upahnya Rp 500 per satu bus. “Dulu belum ada bemo, hanya ada bus-bus besar. Yang saya ingat namanya, Bus Tunggal Arse,” ujar warga Tebong Katang Rundun, Montong Are, Mataram.

Awal mula menjadi dukun ular, bermula saat melihat kakek renta berjubah meminta-minta pada beberapa orang yang lalu lalang di pasar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News