Bertugas Puluhan Jam demi Pesta Demokrasi, Bukan Hanya 1 yang Meninggal

Bertugas Puluhan Jam demi Pesta Demokrasi, Bukan Hanya 1 yang Meninggal
Seorang petugas Polisi dirawat oleh petugas medis di Ambulance akibat kelelahan menjaga tempat PPK di Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (18/4/19). FOTO : FEDRIK TARIGAN/ JAWA POS

Kadar gula darahnya mencapai 447. Diabetesnya tinggi. Bukan hanya itu. Tensi darahnya juga turun drastis. ”Di bawah normal. Di angka 90/70,” jelas Sugeng yang ikut mengantarkan.

Meski begitu, Supri tetap sadar. Bahkan, dia sempat menelepon istrinya agar segera datang ke puskesmas tempatnya dirawat.

Sugeng dan rombongan akhirnya meninggalkan puskesmas pukul 17.00. Mereka hendak patroli mengecek keamanan pemilu. Sebab, keluarga Supri saat itu sudah datang.

Namun, tiga jam berselang, kabar tersebut terdengar: Supri mengembuskan napas terakhir di tempat dia dirujuk, RS Pusdik Gasum Porong. ”Jelas kaget begitu dapat kabar dari rumah sakit. Almarhum itu pribadi panutan,” ungkap Kholil yang juga Kapolsek Krian itu.

Kapolresta Sidoarjo Kombespol Zain Dwi Nugroho menyebut Supri sebagai pahlawan yang gugur dalam melaksanakan tugas. Untuk menghormati jasanya, Zain memberikan penghargaan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi menjadi ipda anumerta.

”Jajaran Polresta Sidoarjo sangat berduka,” tutur alumnus Akpol 1997 itu.

Di Malang, Zaenudin juga memastikan bakal memasukkan perihal pentingnya asuransi bagi mereka yang terlibat dalam pemungutan suara saat menyampaikan laporan kelak ke KPU provinsi. Dengan harapan, itu bisa diteruskan ke KPU RI.

Sebab, peristiwa anggota pemungutan suara meninggal dunia karena kelelahan bukan pertama di Kota Malang. Pada Pemilu 2014 juga dialami anggota panitia pemungutan suara di Sukun.

Para anggota KPPS dan aparat keamanan harus bertugas puluhan jam demi kesuksesan Pemilu Serentak 2019, ada yang meninggal dunia, bukan hanya satu orang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News