Besesandingon, Social Distancing ala Orang Rimba sudah Jadi Tradisi Sejak Dulu
Meski aturan adat seperti ini sudah banyak yang dilanggar oleh generasi sekarang, "besesandingon" masih dijalankan oleh hampir seluruh kelompok Orang Rimba di Taman National Bukit Duabelas.
Terkait hal ini, Haidir menyampaikan TNBD tela berupaya untuk membantu menjaga, dan melestarikan kearifan lokal suku anak dalam di bidang kesehatan ini.
“Kami mengadaptasi aturan adat ke dalam sistem tata kelola Taman Nasional Bukit Dua Belas. Dimulai dari agenda bersama bertajuk Memadukan Aturan Adat Orang Rimba dengan Aturan Negara dalam Penyusunan Zonasi TNBD,” kata Haidir.
Selain itu, TNBD juga menyelenggarakan Sekolah Rimba, yang berjumlah 6 sekolah di 3 Kabupaten.
Pertama, di Kabupaten Sarolangun yaitu Sekolah Rimba Pintar Sungai Kuning, dan Sekolah Rimba Sako Selensing.
Selanjutnya, di Kabupaten Batanghari yaitu Sekolah Rimba Kejasung, dan Sekolah Rimba Srengam. Sedangkan di Kabupaten Tebo yaitu Sekolah Rimba Sako Nini Tuo, dan Sekolah Rimba Sungai Betnai.
"Kami juga mempunyai program "mobile school" atau sekolah berjalan, mengikuti kelompok orang rimba yang sedang melakukan ritual melangun," kata Haidir.
Ritual ini mereka lakukan saat ada anggota kelompok yang mendapat musibah kematian. Tujuannya adalah menghilangkan duka cita keluarga.
Orang Rimba penghuni pinggir kawasan hutan Taman Nasional Bukit Duabelas sudah terbiasa melakukan Besesandingon yang serupa dengan social distancing.
- Akademisi UI Terbitkan Buku Evaluasi Efektivitas PPKM dalam Penanganan Pandemi Covid-19
- Omzet Bank Sampah Capai Rp 2,8 Miliar per Bulan, Rekrut Ratusan Ribu Pekerja
- Protelindo Group Dukung Upaya Konservasi KLHK dalam Pelestarian Macan Tutul Jawa
- Konflik Lahan di Kampar Makan Korban, Kelompok Tani RSA Tagih Janji KLHK
- Great Eastern Indonesia-Rekosistem Berkolaborasi Wujudkan Pengelolaan Sampah yang Bertanggung Jawab
- Sukses Kurangi Emisi Karbon, Menteri Siti: Indonesia Sudah Terima 156 Juta USD