Besok, Ribuan Pedagang Kartu Seluler Demo di Depan Istana

Besok, Ribuan Pedagang Kartu Seluler Demo di Depan Istana
Kartu keluarga (KK) untuk keperluan registrasi ulang data pengguna ponsel. Foto/ilustrasi: JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Sekitar lima ribu massa pedagang kartu perdana telepon seluler berencana menggelar aksi di depan Istana Negara dan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Senin (2/4).

Mereka menolak pembatasan registrasi satu NIK hanya untuk tiga nomor telepon seluler.

"Tuntutannya sederhana, kami meminta pemerintah menghapus aturan pembatasan satu NIK hanya untuk tiga simcard. Kami meminta Presiden Joko Widodo turut serta menyelesaikan dan memenuhi permintaan kami," ujar Ketua Umum Kesatuan Niaga Celluler Indonesia (KNCI) Qutni Tysari kepada JPNN, Minggu (1/4) malam.

Menurut Qutni, pembatasan yang diberlakukan pemerintah sangat merugikan pedagang kartu seluler di tiap kelurahan/desa.

Qutni kemudian membuat perhitungan sederhana dengan menyebut terdapat sekitar 7-10 outlet pedagang kartu seluler di tiap kelurahan.

"Kami ambil bilangan terkecil saja, yaitu ada sekitar 500 ribu outlet kecil di seluruh Indonesia. Bila tiap outlet memiliki 25 kartu perdana, maka terdapat 12,5 juta kartu perdana yang telah dibeli oleh pedagang kecil," ucapnya

Menurut Qutni, jika harga satu kartu perdana Rp 35 ribu, maka terdapat Rp 437,5 miliar uang pedagang kecil yang telah diinvestasikan ke kartu perdana.

Angka tersebut menurut Qutni, bisa dua kali lipat lebih besar mengingat perhitungan yang dibuat mengambil asumsi angka terendah.

Pembatasan registrasi nomor provider oleh pemerintah dianggap merugikan pedagang kartu seluler.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News