BI Kepri Dorong BP dan Pemko Batam Jemput Bola Langsung ke Tiongkok

BI Kepri Dorong BP dan Pemko Batam Jemput Bola Langsung ke Tiongkok
Sejumlah warga saat melakukan pengurusan izin dokumen di Pelayanan Terpadu Satu Pintu BP Batam di Mall Pelayann Publik. Foto: Cecep Mulyana/Batam Pos

Dampak perang dagang antara Amerika dan Tiongkok memang berskala global. Dampak negatifnya dapat dilihat dari penurunan volume perdagangan dunia. Imbasnya juga menyebabkan turunnya kinerja ekspor Indonesia sejak akhir tahun lalu.

"Di sisi lain, tensi perang dagang juga memunculkan ketidakpastian di pasar keuangan dunia. Akibatnya memunculkan gejolak arus modal dan fluktuasi nilai tukar," kata Fadjar.

Sedangkan dampak positifnya justru dapat dilihat Indonesia sebagai peluang. Akibat pengenaan tarif tinggi untuk barang ekspor dari Tiongkok yang masuk ke Amerika, maka produk tekstil dari negeri tirai bambu itu juga terkena imbasnya.

Padahal sebelumnya Tiongkok dikenal sebagai eksportir tekstil terbesar ke Amerika. Kondisi ini dapat dimanfaatkan Indonesia untuk merebut pangsa Tiongkok di pasar Amerika.

"Strategi relokasi pabrik ke negara lain juga memberikan dampak positif. Tentunya hal ini dapat diperoleh jika daya saing produksi di Indonesia lebih baik dari alternatif negara potensial lainnya," ungkapnya.

Sementara itu Wakil Ketua Koordinator Himpunan Kawasan Industri (HKI) Kepri, Tjaw Hoeing mengatakan Nikkei Asian Review menyebut 12 perusahaan asal Tiongkok berencana menyerbu Asia Tenggara.

Baca: Ketua MK Siap Begadang Hadapi Sidang Sengketa Pilpres 2019

Perusahaan-perusahaan tersebut antara lain Advanced Technology and Materials dan Jiangsu General Science Technology berencana ke Thailand.

Perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok merupakan sebuah peluang yang seharusnya bisa ditangkap Indonesia terutama Batam, Kepulauan Riau.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News