Bicara Keamanan Lingkungan, Centra Initiative Sentil Elite Politik

Bicara Keamanan Lingkungan, Centra Initiative Sentil Elite Politik
Diskudi bertajuk "Keamanan Manusia (keamanan Lingkungan)" di Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (23/7/2023). Foto: dok. Centra Initiative

Penyebab buruknya kondisi sungai karena banyak sampah (kantong plastik, botol, dll) (64,63%), tercemar limbah kimia dari pabrik (14,63%), sungai rusak/ makin sempit akibat pemukiman dan pertambangan liar (7,93%), serta penyebab lainnya (4,88%).

"Centra Initiative menghitung rata-rata dari tiap dimensi dan indikator ke dalam Indeks Keamanan Lingkungan dengan capaian tertinggi adalah Kepulauan Riau (89.00) dan Maluku adalah yang terendah (42.00),' ucap Hafids.

Sementara itu, Kepala Bidang Kajian WALHI Puspa Dewy menilai hasil survei itu bisa menjadi pegangan dalam pengambilan kebijakan untuk menjadikan lingkungan hidup di Indonesia lebih baik.

Untuk itu, survei tersebut perlu ditinjau secara lebih utuh dengan data dan informasi lain. "Hal ini tergambar dari polusi asap, di Jambi masyarakatnya menyampaikan 100 persen karena mungkin kasus pembakaran hutan, atau misalnya Riau karena pengelolaan sampah," ujar Dewy.

Menurut dia, polusi udara punya implikasi terhadap penghidupan manusia, pada pernafasan, mobilitas, sumber daya ekonomi, dan pendapatan.

"Keamanan lingkungan akhirnya terkait dengan krisis; Ketika keamanan lingkungan tidak dilindungi, maka krisis akan terjadi," ucapnya.

Selain itu, kata Dewy, keamanan lingkungan juga dimaknai pembangunan hari ini berorientasi pada kehidupan dan sumber kehidupan yang terkait dengan lingkungan dan sumber daya alamnya.

Dewy menyebut penguasaan sumber daya alam di Indonesia erat kaitannya dengan lingkungan dan industri ekstraktif. Sebanyak 53 juta hektare lahan yang diberikan pengelolaannya, mayoritas untuk korporasi, terutama tambang dan sawit.

Direktur Eksekutif Centra Initiative Mohamad Hafids menyentil elite politik saat diskusi dan pemaparan hasil survei keamanan lingkungan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News