Bikin Meja-Kursi Cyborg, Finalis Kompetisi Desain Eropa-Asia

Bikin Meja-Kursi Cyborg, Finalis Kompetisi Desain Eropa-Asia
Bikin Meja-Kursi Cyborg, Finalis Kompetisi Desain Eropa-Asia
 

Suami Yessy Yanita Sari itu memang sangat peduli terhadap lingkungan. Pada 1997, dia mengikuti short course bertema environtmental protection di Jepang. Di negara padat teknologi tersebut, Didi melihat bahwa proses daur ulang sudah sangat maju. Bahkan, logam bekas bisa dimanfaatkan untuk mereklamasi pantai.

 

Kemudian, pada 2002, dia mulai mendapat inspirasi desain mebel saat berkunjung ke Tampere, Finlandia, 2002 silam. Dia melihat bahwa produk alam selalu dipakai ulang. Terutama yang terbuat dari kayu. Produk berbahan kayu akan terus dipakai ulang dengan beragam bentuk. Bahkan, dia melihat sebuah ponsel yang terbuat dari kayu. "Selongsong kayu, dikasih alat-alat elektronik, eh, jadi handphone," katanya.

 

arena itu, Didi selalu berupaya agar bisa menghasilkan nol limbah alias zero waste. Serat dan serbuk kayu sampah hasil produksi ditampung dan dijual kepada perajin tanaman. Kayu-kayu sisa tersebut biasanya menjadi media tanaman untuk anggrek dan media penyemaian bibit.

 

Saat masih kuliah di UNJ, Didi menjadi salah seorang aktivis yang ikut turun ke jalan untuk menggulingkan Presiden Soeharto. Dalam demonstrasi, dia banyak berpartner dengan sejumlah aktivis yang kini menghuni Senayan sebagai wakil rakyat.  Namun, dia sengaja tak ikut jalur politik sebagai pilihan hidup. "Saya kira, yang begini lebih konkret," ujar Didi yang sedang menunggu kelahiran anak keempat itu. (*/c5/iro)

Membuat barang-barang bekas menjadi barang apik merupakan kreativitas sehari-hari Didi Diarsa Adiana. Dia berhasil menciptakan furnitur sekolah dari


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News