Bikin Tari Buku agar Anak-Anak Suka Membaca

Bikin Tari Buku agar Anak-Anak Suka Membaca
JATUH BERANTAI: Komunitas Arek-Arek Kreatif, relawan TBM Mawar, tim Barpus Surabaya, dan siswa SDN Rungkut Menanggal 1 membuat domino buku. Foto: Phaksy Sukowati/Jawa Pos

Karena itu, Komunitas Arek-Arek Kreatif berjuang agar Hari Buku Nasional kian dikenal orang. Yang dilakukan komunitas beranggota puluhan pustakawan dan penggiat literasi tersebut bukan hanya itu.

Rencananya, mereka juga menyusun menara buku, workshop membikin mading (majalah dinding), serta membuat mading tiga dimensi bertema buku. Itu semua dilakukan dengan menggandeng siswa-siswi dan arek-arek Surabaya yang berminat.

Komunitas Arek-Arek Kreatif memang getol mengadakan aksi-aksi atau demonstrasi unik dan menarik bagi masyarakat. Komunitas yang dibentuk pada Oktober 2013 itu juga tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) tatlaka mengadakan tarian buku.

Tari itu diikuti 1.022 anak sekolah dasar. Tari yang diadakan bulan lalu tersebut mengampanyekan peningkatan minat baca anak-anak sekolah. Itu disimbolkan dalam rangkaian gerak tari nan seru dan menyenangkan bagi anak-anak.

Tari itu lantas diadopsi sebagai tari nasional oleh Badan Arsip Nasional. Artinya, tari tersebut bebas disebarkan dalam rangka kampanye mengajak anak se-Nusantara untuk gemar membaca.

’’Sekarang kan lagi tren goyang dan tari dengan gerak unik. Di TV banyak. Akhirnya, kami putuskan bikin tari,’’ kata Dicki. Untuk mematangkan gerak tari itu, mereka menggandeng koreografer dan instruktur Surabaya yang berpengalaman.

Meski baru seumur jagung, komunitas tersebut tak mau surut ide. Tiap bulan mereka membikin aksi-aksi unik dan kreatif. ’’Selama ini, alhamdulillah, tidak pernah ada bulan yang kosong kegiatan. Pasti ada peristiwa menarik yang bisa dijadikan tema kegiatan,’’ kata Dicki.

Alumnus jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Diponegoro tersebut memaparkan, tim mereka memang selalu hunting tanggal-tanggal menarik atau penting hingga dua bulan ke depan. Rangkaian tanggal itu lantas dipaparkan dalam rapat, satu per satu, untuk dibahas. Jangan bayangkan rapat itu hanya duduk-duduk dalam satu ruangan.

PUSTAKAWAN modern bukan orang yang ngendon di ruang baca dan menanti pengunjung datang. Bukan. Pustakawan masa kini bukan sekadar tukang jaga ruang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News