Binge Eating Disorder, Makanan Mengontrol Emosi, Apa itu?

Binge Eating Disorder, Makanan Mengontrol Emosi, Apa itu?
BALAS LEWAT MAKANAN: Ketidakseimbangan emosi membuat penyandang binge eating disorder terus-menerus makan. (MODEL: ASTRID LOVIANA - FOTO: DITE SURENDRA/ JAWA POS)

Dari segi kejiwaan, bingeing dipandang sebagai salah satu gejala gangguan mood. ’’Gangguan makan masuk salah satu gejala sampingan depresi. Namun, bisa juga BED yang diidap seseorang murni menyerang kebiasaan makan saja,’’ ungkap dr Margarita M. Maramis SpKJ. Dia menyatakan, BED tergolong kebiasaan kompulsif yang serba tidak terkontrol dan berulang.

Meski doyan makan, penderita BED juga kerap dihantui perasaan tidak nyaman. Dokter yang akrab disapa Marga tersebut menjelaskan, proses bingeing diawali rasa tertekan. Kelegaan terasa saat mereka ’’kalap’’ makan. Setelah makan, mereka kembali dihantui rasa bersalah. Berusaha banyak makan merupakan reaksi penderita terhadap masalah yang tengah dialami.

’’Selesai makan, mereka merasa tidak nyaman. Mulai takut gemuk, tidak pede dengan penampilan, hingga rasa bersalah. Kalau tidak lekas ditangani, siklusnya mbalik lagi. Makan, bersalah, dan seterusnya,’’ tegas Marga. Merujuk beberapa penelitian, dia menjelaskan, BED berkaitan erat dengan kepribadian seseorang.

Mereka yang rendah diri, tertutup, sulit mengungkapkan perasaan, dan sulit menerima kenyataan rentan mengalami bingeing.

’’Simpanan’’ emosi negatif tersebut bisa jadi bom waktu. Dokter yang berpraktik di RSUD dr Soetomo itu mengungkapkan, kondisi tersebut membuat mood tidak baik. Demi mencari kenyamanan, mereka pun lari ke makanan.

Cari Pelampiasan Positif

Meski tidak mematikan, binge eating disorder bisa mengurangi kualitas hidup seseorang. Perasaan tertekan hingga depresi kerap menghantui mereka yang mengidap BED. Karena itu, orang-orang terdekat penderita tidak boleh abai. ’’Berikan fasilitas yang membuat mereka nyaman, jangan beri judgment atau menyalahkan,’’ kata Marga.

Spesialis kesehatan jiwa lulusan Universitas Airlangga itu menyatakan, kebanyakan orang yang mengalami bingeing punya kesulitan dalam mengolah rasa dan pikirannya. Karena itu, penderita harus diajak berkomunikasi. Penting buat pengidap DED untuk tahu bahwa orang-orang terdekatnya masih memperhatikan dia.

DIBANDINGKAN anoreksia dan bulimia, belum banyak orang yang mengenal binge eating disorder (BED). Namun, itu tidak berarti angka penderitanya tidak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News